Cukup, semua telah berlalu, tinggal menanti datangnya mati
Sosok yang selama ini ku banggakan
Lebih baik menghindar, pergi, hilang, lenyap
Sudah terlalu sering menangis di bawah malam
Menangisi ketidakmungkinan, menghabisi semua harapan
Tinggal berlalu, membiru, dan membatu
Benar dan salah dalam genggaman
Bahkan tak ku mengerti antara baik dan buruk
Tinggal selangkah maju, dua langkah mundur
Lebih dominan memendam kesedihan
Sekarang bukan waktunya untuk ungkapkan sedih
Lebih terbaca dari wajah pucat penuh benci
Adalah tentang marah
Adalah tentang membalas
Marah yang kian membuncah, tak pernah sanggup untuk ku rubah
Hati yang tinggal perih, tinggal tersisa ruang bersedih
Tak ada harapan, tak kan pernah ada penantian, berantakan.
Selamat tinggal untuk hati yang pernah tinggal
Tak pernah ku sesali antara datang dan pergi
Selamat jalan untuk jiwa yang pernah datang
Jiwa yang selalu menjadi kenang dalam hening
Tak kan pernah ada kekecewaan lagi selain ini
Tak kan pernah ada lagi luka sedalam ini
Tak kan pernah ada lagi sedih yang segera sudah
Aku bangga menjadi bagian dari hidup yang fana
Bangga menjadi harapan yang pernah salah
Terima kasih untuk setiap waktu yang pernah kita lewati
Meski kadang, aku ingin sekali tetap menetap
Tapi semuanya hanya tinggal ingin dalam angan
Sebuah upaya paling sempurna untuk tetap meratap
Terima kasih.
Magelang, Desember 2020

Tidak ada komentar:
Posting Komentar