Sabtu

Menyangkal Bencana


Luka yang ku pikul beban yang masih mengumpul
Jantung telah terpasung oleh harapan yang terbendung
Memporak porandakan sebuah kenang menggantikan kekecewaan
Luka tersembunyi di balik dinding cemas resah gelisah 
Menjadikan jiwa pucat mengasingkan diri pada sepi

Bencana dan air mata terus mengalir dalam rintih tangis
Hembusan sadis tiap nafas beringas terus melintas
Menjadikan setiap hidup semakin meredup
Upaya mengobati kesengsaraan berakhir pengkhianatan
Tikaman dari depan sembunyi di belakang

Kotor penuh noda, meninggalkan jejak jantung yang terkoyak
Tersayat kebengisan dari upaya pemulihan tangis
Terhimpit sakitnya kehinaan dan kengerian
Terbujur kaku menyingsing penderitaan hidup
Sayatan demi sayatan dan umpatan mengasingkan

Sembuh hanya sepenggal kata untuk berlabuh
Terus tergerus dalam kejamnya kesakitan
Di bungkus, di gilas, di buang di hancurkan
Rasa sakit yang semakin menjerit
Membungkam petaka membasuh air mata









Kamar, Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...