Sabtu

Perihal April


 Telah ku setubuhi gerimis pada rintik hujan malam tadi
Menjadi pada akhirnya pernah, menjadikan basah
Meninggalkan beberapa jejak kaki pada jalan pulang
Membiarkan tubuh kedinginan berharap pelukan

Jalang! Tiba waktu melebur memendam rindu
Nyeri pada hati, kosong tak berarti
Membius nadi menembus rasa iri
Gerimis telah usai, dan perih belum selesai
Hanya menjadikan kenang pada lamun kening

Disini, di tempat yang masih menjadi misteri
Telah ku setubuhi diri sendiri, masih menetap di ujung ratap
Tangis yang belum mengering, kenang yang masih berlinang
Sesal pada kenyataan yang mengutuk harapan
Sayup terdengar jerit himpit di batas sakit

Air yang mengalir pada resah yang merekah
Membimbing lirih yang semakin perih
Mencoba membius kekecewaan mengeringkan kenangan
Mengobati rasa sedih yang kian mendidih
Semakin gemuruh berdarah dan bernanah

Luka yang menganga dan harapan yang tertelan
Menjalar serupa nalar semakin menyebar
Terinfeksi virus frustasi termuntahkan dendam
Pembunuh dalam pembuluh
Menghabisi tiap tiap langkah berakhir kalah

Telah ku coba akhiri
Ku coba habisi
Belum selesai
Belum selesai









Ambarawa, April 21

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...