Senin

Memendam Dendam

 
Aku kira siapa dirimu bisa membiasakan diri untuk patuh dan tunduk
Membuat sekeliling kita menjadi bebas dalam memuja mencintai
Sudah yang memang harus berakhir
Sebelum yang pernah sekedar
Kini telah ku temukan semua kepedihan ini
Kesedihan yang selama ini ku citacitakan
Tak sekedar pedih, hanya mengejar perih
Sakit lebih dari sekedar penyakit
Terlalu baik untuk membuat hidup ini lebih buruk
Telah ku telan habis tiap manis getir yang pernah
terpendam 
Pernah ku muntahkan tiap tangis yang lama teriris

Bius aku dengan katakata indah
Biar ku nikmati, ku hisap tiap nafas angkuhmu
Agar menjadikan hidup segera meredup
Agar menjadikan dengki semakin keji
Mencoba memahami halhal yang hanya sekedar membuncah menjadi pecah
Memproduksi sumpah dengan ungkapan janji serapah
Proses kesedihan berakhir tanpa akhir

Aku menertawakan halhal yang kini telah ku lalui
Mengimbangi teori melalui praktek mencaci maki
Membudayakan budaya jawa dengan ungkapan aku rapapa
Halhal bodoh dengan busung dada garda terdepan
Kemudian menghilang tanpa sedikitpun berselang
Seperti kisah sejarah yang di paksa menjadi sampah

Maka ku biarkan kenyataan ini menjadi khayalan
Membiarkan mataku tetap terlelap dalam kesedihan
Kepedihan yang memang harus di rayakan
Kemudian diam memendam dendam





















Bedono, 2021



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...