Sabtu

Musnah.


Dalam diam menangis
dalam sepi membantah
berjuang melawan hati yang beku
merampas tawa yang sesungguhnya
terbayar luka yang tak kunjung berhenti menghadang
luka membaur bersama duka yang mendalam
terbalut pedasnya kicauan burung berpendidikan
memendam beribu kotoran yang memuakkan
Persetan!

Enyahlah dalam kehancuran
matilah bersama hati tak bernurani
biarkan semua hening tanpa sebuah suara teriakkan
tanpa sebuah kata-kata menyakitkan
tentram dengan kehangatan sang fajar yang menghunus jiwa
abadi dalam kesedihan yang tak akan pernah padam
berkobar membendung bahagia yang menjemput
syair kemurkaan terdengar merdu diatas cinta menyakitkan
derita tertuang dalam tinta hitam
bunuh semua kebiadaban yang tak berhati
bangun dari kelamnya diam yang tak dihargai
bangkit dari terpuruknya peduli yang terabaikan
dan beranjak pergi dari kesabaran yang di sia siakan

Lelah telah padam
menyerah telah datang
tak mau lagi menanam rasa yang akan membawa perih menyiksa
sirna!

Berserakan menempati seluruh ruang inti
terinjak kebohongan terima kenyataan
aku lelah tuk kuatkan diri
melawan dunia kejam yang perlahan ingin membunuhku
menantang tangis yang sebenarnya kini terselubung didalam diri
Akulah pembohong sejati
yang ingin terlihat tegar dihadapmu
yang ingin selalu tersenyum saat kau didekatku
yang ingin tunjukkan padamu bahwa aku bukan orang yang lemah karenamu
yang ingin katakan padamu bahwa aku baik tanpa kamu
walau jauh dari matamu, aku tertatih sendiri
walau tanpa kau tau, aku perlahan musnah
tapi aku masih disini , menangisi semua yang terjadi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...