Sabtu

MEMANG !!!


Memang, keberadaanku di sini tak pernah aku mengerti.
Seperti gelas kaca tanpa warna yang terisi air jernih,nampak sesekali kedip mata perhatian, lalu terlihat kosong.
Setiap saat aku benci tempat ini malah terlihat sederhana, di mana kebencian itu merubahnya menjadi sesuatu yang istimewa, setara dengan spesial yang berada dalam lingkar metafora.

Memang, aku di sini, di tempat ini bukan karena keinginanku.
Di bumi ini aku terlahir dan aku harus menanggung semua jalan takdir yang telah terukir getir.
Aku sama dengan kebanyakkan manusia, hanya saja ada sedikit yang membedakan aku pada sisi pandangan ketidakwarasan.

Memang, mungkin aku kurang bersyukur,
Bahwa hidup adalah tentang rentetan caci maki para pemarah.
Aku berusaha berdamai dengan kehidupan, agar otak ini tak terlalu keberatan memikirkan dunia yang penuh dengan kejamnya alam.

Memang, aku keterlaluan.























Jurang, 16


PILIHAN


Terkadang aku tidak percaya tentang semua ini, tentang kehidupan, bahkan apapun.
Pada kenyataanya tidak banyak pilihan.
Tak lebih dari satu yang sengaja di tinggalkan, selebihnya tidak di pilih.
Ini sama halnya dengan omong kosong atau kalimat nihil yang ku temui di hasil akhir.
Dan akhirnya hanya satu dari beberapa yang aku anggap serius, namun tak menjadikan apa-apa
malah terlihat seperti satire pada bertanya?
Adakah yang lebih baik dari Tuhan?
Setanpun selalu mempertanyakan hal itu.
sekalipun aku berbicara serius maka hasilnya adalah nol
Entahlah..
Sama sekali tak terisi.
Hampa, mungkin nihil atau kosong lebih tepat.
Apakah juga aku harus selalu bertanya?
Tentang ini, tentang itu, tentang surga yang kerap sekali di pertanyakan?
Mungkin juga neraka? Bahkan setan yang selalu di tentang benar?
Ini seperti memeluk keyakinan dengan keterpaksaan.
Bodoh sia-sia.
Bagiku segala kepercayaan adalah proses, menunggu keberanian melalui cara orang dungu.
Semoga Tuhanmu tidak begitu.
Entahlah, untuk menjadi serius itu memang lebih sulit, sesulit membalikan telapak tangan dengan rasa percaya.



















Makasar, 13

Rabu

DEK (NA)MA SAMARAN EPISODE III

Hay, Selamat malam semuahh?
Salam resah yaa.. 😁

Oke. Bismillah..

Episode III

Setelah pertemuan yang sesingkat itu. -singkat padat dan gaje. rasanya telah cukup lama kita tak pernah saling bertemu. tak pernah saling sapa, apalagi saling merindu.
Merindu? Hahay -mungkin hanya aku yang terlalu merasa. Barangkali memaksa πŸ˜„.
Kau yang sibuk dengan urusanmu, sekolahmu, cita citamu dan apalah itu aku tak pernah tau.
Aku harap memang begitu.
Mungkin aku yang tak sengaja menyembunyikan diri, lebih tepatnya sibuk menyendiri, seorang diri, terkadang berusaha mencipta elegi dengan sepenuh hati lalu bernyanyi sendiri.-lagi -tanpa arti, tanpa bisa ku pahami.πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜„
Entahlah.. aku merasa jika aku memang tak pernah punya kesibukkan beberapa bulan ini.
Atau, sebut saja aku selalu di sibukkan dengan kesendirian.
Lebih tepatnya pura-pura sibuk. -aku memang sengaja mengulang ngulang kata agar bisa di kenang ketika hati mulai bimbang. hee 😊😝

Alhasil kita jarang bertemu, apalagi bertatap muka.
Pernah sih sesekali kita bertemu itu pun hanya papasan, kau naik motor dan sebaliknya, maka tak aneh jika hanya suara klakson motor yang saling sapa dan sedikit senyum darimu -yang aku takut untuk mengartikannya, yang hanya pura-pura atau memang nyata.
Aku rasa kau memang murah senyum dek. - Lha wong mrengut saja kau tetap cantik kok !!! Dan tentu lebih dari anggun.. Heehe πŸ˜‰ -apa aku mulai berlebihan dek? tidak? bukan? -yang aku tau, aku berharap lebih. Bukan berlebihan maksudku.

Ini akan menjadi sejarah konyol dalam hidupku. Jarang bertemu, apalagi mengetahui kabar.
Tau keseharianmu saja tidak. -hanya harapan yang lebih, hanya angan yang terpendam.
Dan tiba-tiba aku akan menceritakan sesuatu tentangmu? -Ah sesuatu yang aneh terjadi padaku. πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜Š☺πŸ˜„πŸ˜ͺ agaknya. Awahhaha
Kamu tau kenapa aku tiba-tiba sebegitu anehnya?
-Atau anggap saja aku pura-pura aneh..
ya, aku memang aneh. lebih tepatnya sangat buruk.
Barangkali "Gaje" katamu waktu itu. 😁
Iya, karena meceritakanmu dalam beberapa tulisan itu sangat membuatku nyaman, tentram serta damai sejahtera sentosa πŸ˜„ opo toh yo yo. πŸ˜šπŸ˜„πŸ˜ƒπŸ˜
yang kelak, mungkin akan ku jadikan kenangan.
-tentunya termasuk kamu di dalamnya Hwalahh.. πŸ˜ŠπŸ˜‰πŸ˜
Kalau kau tak pernah setuju biarlah aku sendiri yang akan mengenang.
Untuk kamu, aku sempat ragu.
Entah, ini akan menjadi kenangan indah atau buruk sekalipun.
Aku tak pernah benar-benar perduli tentang judulnya nanti, apalagi tentang caraku bercerita, tentang caraku berkata. -terlalu ngawur -gak jelas -atau opolah kui, aku hanya ingin seperti ini, seperti Episode I, II yang pernah aku ceritakan sebelumnya.
Meskipun semuanya hanya sebuah cerita yang penuh rekayasa, penuh rasa, dan juga banyak yang nyata menurutku. -ada yang tiba-tiba memaksa 😁
Biarlah, itu juga memakai rasa. πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜‰

Saat ini aku akan berusaha belajar mengarang cerita, belajar mencipta kisah dan belajar menjadi perasa, -kemungkinan yang aku semogakan. Ciehhhheyhey perasa ??? Gile kali kau ndro πŸ˜„πŸ˜­
yang kemungkinan juga tak seindah cerita masa kemarin, barangkali tak akan lucu -yang aku rasa perlu, permasalahannya adalah akan lebih buruk atau sebaliknya.
Aku akan lebih sepakat dengan yang sebaliknya.
Sebuah cerita yang begitu aneh, gak jelas, namun aku menuliskanya dengan penuh keseriussan lohh.. -tentu dengan perasaan yang sungguh menyeluruh. NjirryeahhhaπŸ˜„πŸ˜‰
Aku rasa ini adalah fiksi yang nonfiksi hehee piye kui maksudte? Tenan ning ora tenan πŸ˜„ opo ora tenan ning tenan. Ah, podho wae..sak karepe meh mileh ndi. 😁☺πŸ˜„

Ceritanya saja belum di mulai, kok sudah merasa jika ini fiksi ? Ini nonfiksi ? Fiksi yang nyata belaka, nonfiksi yang bohong belaka. -di balik biar tidak gosong. 😱😨😳😝😊☺
Sudah jelas sekali, kali ini aku begitu sangat ngawur yang terlalu dalam, seperti jurang tanpa dasar..Hahehahe 😁.

Sebelumnya aku ingin menyapamu sekaligus meminta maaf jika ini adalah kesalahan besar menurutmu.-aku tidak mengharapkan kamu setuju tentang ini.
Hey, Kamu apa kabar Dek ? Semoga sehat selalu ya.
Aku di sini selalu berdoa buat kamu kok.
Meski kita jarang bertemu.πŸ˜³πŸ˜”πŸ˜¨ -ya alloh menyedihkan sekali ya vrohh aku iniπŸ˜­πŸ˜‚
Berdoa agar kamu selalu sehat, bahagia, tambah pintar, tambah cakep dan selebihnya itu biarkan aku dan Tuhan yang tahu.. -saat ini aku berusaha peduli pada selebihnya. πŸ‘ mantap jaya bung!!! Semoga.
Karena memang di dunia ini terlalu banyak rahasia yang lebih mulia dari semua hal apapun yang belum pernah kita rasa.
Oke ! Semoga kelak tulisan ini akan abadi.
Terlebih rasa ini, rasa yang masih terlalu dini yang kemungkinan belum aku mengerti. πŸ˜žπŸ˜ŠπŸ˜πŸ˜’
Ah, sial.. Aku mulai bicara soal rasa!
Aku malu mengakuinya, aku hanya takut salah menerka. Aku rasa aku mulai gila dek!!!😒πŸ˜ͺπŸ˜’
Tapi biarlah, karena hidup ini memang perkara rasa
yang tiap detiknya kita harus memakainya.
Biarlah juga, sebab menggilaimu adalah kewarasanku dalam setiap malam.
Aku juga sadar, ini adalah keadaan yang wajar.
Maka, biarkan aku belajar memahami semua rasa yang datang dengan mesra, yang menggetarkan dada serta yang mungkin datang secara tiba-tiba.
Uhukuhuk ihikihikk cieeyhπŸ˜πŸ˜πŸ˜„πŸ˜–

Dek, kali ini aku benar-benar tidak bisa berbuat apa, melakukan hal apa dan bagaimana, mungkin aku akan segera berpikir lalu berusaha berdo'a meyakinkan jika kau telah membaca cerita pertama kita, -kita? -mungkin hanya aku saja yang terlalu banyak merasa. Biarlah. -aku tak pernah benar-benar setuju tentang pendapatmu waktu itu.
Aku mulai serius. 😏
"Gaje" aku rasa itu juga pendapat yang terlalu serius. πŸ˜πŸ‘-hee semoga tidak datang dua kali.
Entah waktu itu kau membacanya atau tidak, aku tak pernah benar-benar tau. Itu hanya perkara waktu yang suatu saat kau mungkin juga akan setuju. Aku harap di episode ini juga.
-sudahlah manusia memang hanya bisa berharap, terlebih mengharapkanmu. πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜πŸ˜žπŸ˜­πŸ˜£πŸ˜”


"Bila setiap detik adalah berputar, maka mengejar akan menjadi menit pada setiap titik.
Mencipta lalu merubah jam hingga menjadi waktu, aku berusaha tergesa gesa, tiba tiba menjadi angka satu hingga selebihnya.
Menanti kedatanganmu melewatiku setiap menitmu.
Menerka nerka agar kau juga tetap merasa.
Lalu waktu juga pura-pura ikut merasa.
Pada hati yang sedang terluka, pada luka yang kian menganga.
Maka, aku akan mencoba membuat kisah, dengan hati yang resah.
Berusaha melangkah dengan hati yang patah.
Bersusah sunguh dengan jiwa yang rapuh.
Hingga suatu hari nanti tak akan ada lagi hati yang menanti sebagai sepi.
Hingga suatu hari nanti tak akan ada lagi cerita penuh luka."

Hehe, puisi tak banyak makna yang pernah ku cipta secara tiba-tiba. untukku, untukmu, untuk semua kata yang pernah tercipta. Dan sebagian telah pergi bersama luka. Mungkin tak akan kembali.

Apakah kau merasa?
ataukah aku yang terlalu memaksa?
Aku tak mengerti kenapa aku tiba tiba menjadi begitu perasa. -rasa yang hanya sementara, juga yang mungkin akan sirna. 😳😳πŸ˜ͺ
Tapi memang, kenyataan memang akan selalu berjalan, pada hati hati yang penuh seni, pada jiwa jiwa yang penuh rasa.
Aku juga sadar, pada apa yang pernah membuatku terkapar lalu aku pura pura tegar, begitu saja.
Tanpa kabar pasti, hanya rindu menanti, tanpamu aku seperti mati. -berlebihan ke dua kali. 😁☺πŸ˜‚πŸ˜˜ aku sehat ??? πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜’

Oke. Kembali ke permasalahan, kembali ke Dek (na)ma samaran. -samar samar menyamankan.😁
Aku selalu suka dengan caramu berpose alami, mungkin akan lebih cakep jika di sebut natural.
Secara, hampir semua fotomu terunggah tanpa edit. -tak seperti punyaku, semuanya berlebihan, mengingat mukaku yang standar menengah ke bawah. 😨😣😞
Tentang foto foto mu yang hampir 400 kiriman pada salah satu akun media sosialmu. Jujur saja, aku bahkan menghidupkan pemberitahuan kiriman pada salah satu akunmu.
Agar aku selalu bisa menjadi nomor satu yang melihat fotomu, -meski aku tak pernah memberi kamu tanda "like". Maaf tiba tiba aku lebih suka menjadi agen rasa rahasia ketika menatap mata coklatmu.-sangat indah tentunya, meski hanya foto pada layar kaca, foto yang kerap kali penuh tawa. Aku bisa saja menghidupkanmu dengan cara mengajakmu bicara, memelukmu atau sekedar mencium keningmu. -Ah, aku tak waras memang.
Kenapa aku sering suka mengkhayal dek ? πŸ˜±πŸ˜‚πŸ˜­πŸ˜ž aku waras??? πŸ˜„πŸ˜­πŸ˜œπŸ˜πŸ˜œπŸ˜
Mungkin lebih baik, jika aku harus menemuimu lalu memelukmu tiba tiba, dan pulang dengan pipi merah memar bekas tamparan tanganmu. πŸ‘ŠπŸ˜
Aku tak mau itu terjadi. -lagipula aku belum berani menemui ragamu, belum waktunya menatap nyata mata coklatmu untuk saat ini. Kecuali pertemuan-pertemuan tak sengaja, meskipun juga, itu adalah sebuah rencanaNya. Sementara ini, aku hanya berani menemuimu di sini, di dalam kata, pada coretan belaka. Yeess 😁😚😜πŸ˜₯.

Kekinian tak menjadikanmu selalu mengikutinya. -itu hanya soal waktu, yang akan segera berlalu, tapi aku ragu, itu memang caramu atau mungkin kau memang masih begitu lugu. kau terlalu polos memang.
Sudahlah.. aku mengakuinya jika kau memang selalu sempurna. πŸ˜ƒπŸ˜„πŸ‘
selalu tampil menawan penuh kedewasaan.
Kenyataannya banyak yang memuji memuja.
Kecuali aku yang kerap kali ragu.
Kecuali aku yang kerap kali bisu.
Kecuali aku yang hanya bisa merindu.

Kau yang penah menjadi bagian kenangan bersamaku dalam sebuah cerita sederhana.
Kau yang pernah memaksaku untuk terus berusaha menerka rasa.
Menunggu harapan-harapan yang belum siap terwujud.
Perkara hati memang harus aku ikuti, sebab perkara rindu akan datang selama waktu berlalu.
Sementara jiwa hanya bisa menahan pilu.
Dan aku disini hanya bisa terdiam bisu.
Helehlehheelew πŸ˜”πŸ˜žπŸ˜’πŸ˜žπŸ˜’ bisu niyee πŸ˜ πŸ˜žπŸ˜’

Ah, aku terlalu serius merangkai kata kata, merangkai kalimat kalimat tak banyak makna, hingga aku lupa, darimana aku menceritakanmu malam ini, aku bahkan tak sempat menanyakan kabarmu pada dingin malam, tak sempat merayu pada bulan bintang rumput layu. mereka telah berlalu, seperti angin ini yang beberapa menit lalu menyapamu dan sekarang menemuiku.
Sial..aku memang tak pernah tau apa definifsi yang tepat tentang kata rindu. πŸ˜πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜”πŸ˜‰πŸ˜ͺciiiecieh
Apakah seperti ini?
ini terlalu rahasia dek. ini terlalu serius. bahkan semua ini terlalu konyol memang.
aku sempat ragu, jika jawabanmu juga tidak tepat.
Biarlah..aku juga tak sempat menanyakannya pada angin, ia telah pergi membawa hangatmu pada rindu membeku. Asyekkk πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜”πŸ˜š

Lanjut, tekan ngendi mau dek? aku lali.😌
oh, iya rindu.
apakah aku terlalu sering menuliskannya? selalu menulisan kata rindu yang selalu menemuiku dalam gelap malam. lalu menemukanmu pada dingin angin. aku menganggap semua ini wajar, sebab aku juga tak mungkin menyalahkan alam.
maka biarkan aku merindukanmu, sendiri malam ini.
Oke, aku dewe tenan kie dek hee πŸ˜±πŸ˜“πŸ˜žπŸ˜’πŸ˜₯ opo to..-aku tau ini bukan urusanmu ya dek..
Aku wae sing malah curhat 😲😏πŸ˜₯😰

Dek, kamu selalu sukses membawaku ke dalam getar dada, membawa jiwaku melayang menemui bayangmu. pertanda, aku harus siap menjalani resah hati gelisah. dan biarkan ia pergi pelan pelan membawa harapan harapan yang telah aku semogakan. juga, semoga malam berlalu panjang dan pagi tiba penuh arti.
Amin. Seharusnya. Kemungkinan. Karepku. Karepmu. Ah, manut wae aku.πŸ˜šπŸ˜„πŸ˜šπŸ˜žπŸ˜£ jarene nek manut ki penak..πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜œπŸ˜

Sampai pada titik ini, aku masih saja sendiri.
-biasane yo dewe to hehe 😁😱😨
PERINGATAN!!!
Terlalu lama sendiri akan menyebabkan kematian.
Apalagi jika anda tidak makan dalam waktu satu bulan.
Helehh πŸ˜„πŸ˜☺😳😚 peringatan macam apa ini.
Hehe ora lucu yoghh, yoes sorry..
Lanjut dek,
Aku masih saja sendiri,
masih memahami hati yang kerap kali aku cari jawabannya tanpa arti, dari pertanyaan pertanyaan tentang bayangmu, juga dari rindu rindu ini padamu.
semuanya memang terlalu cepat, seperti cerita singkat yang pernah melekat erat dalam pikiranku. mungkin akan berlalu, terlupakan. tinggal kenangan.
namun, jika merindukanmu adalah secepat itu, maka biarkan malam menyampaikan angan ini padamu, menyampaikan pertanyaan ragu ini padamu.
aku tak berharap kamu memahami semua,
tak berharap menggerti angan khayal sekaligus mustahilku ini. Biarkan semua berjalan semestinya,
kelak, semoga waktu yang akan menjawab segala rindu. Yesshe yessss ke dua kali πŸ˜πŸ˜ŒπŸ˜˜πŸ˜„πŸ˜°

Aku rasa ini bukanlah kisah atau cerita gajelas yang telah aku tuliskan, lebih kepada mengungkapkan isi hati, barangkali semacam rekayasa tak berarti.
tapi, kadangkala aku juga menemukan semua, menemukan perasaan bahagia yang terkadang juga aku telah terbiasa menemukan luka.
maka, maafkanlah tentang segala hal yang tak pernah kau inginkan. aku yakin semua akan baik-baik saja. kita hanya perlu membiarkan semua berjalan sewajarnya. Meski kau mengganggap aku tak pernah wajar, selebihnya tak pernah waras.
πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜’πŸ˜£ kemungkinan hehaehe πŸ˜πŸ˜πŸ˜„
Tapi aku merasa, jika aku masih waras kok,
Secara aku masih bisa membedakan huruf A sampai Z. Hanya saja aku merangkainya dengan cara tak waras, apalagi makna dan artinya, aku tak pernah perduli. Aku hanya lebih perduli denganmu, dengan harummu yang ku temui di sini. πŸ˜πŸ˜„πŸ˜˜

Dek, aku telah berupaya menenangkan semua keanehan ini, berusaha menyudahi semua ketidakwarasan yang nyatanya tak pernah bisa aku lawan. aku juga tak pernah bermaksud meceritakan semua rasa ini. entahalah, semuanya begitu datang tiba-tiba. aku tak pernah paham. aku tak pernah tau apa kalimat yang tepat untuk menggambarkan semuanya.
biarlah semua berjalan dengan harapan.
biarlah semua merindu pada dingin malam.
aku yakin, semuanya akan sejalan jika satu tujuan.
bahkan jika semuanya tak pernah bisa di mengerti,
aku tak akan pernah sanggup hanya sekadar menanti. padamu, pada satu hati yang belum aku mengerti. cie ciee.. -aku terlalu berlebihan memang.
πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜πŸ˜Š☺πŸ˜πŸ˜šπŸ˜±πŸ˜šπŸ˜”πŸ˜ƒπŸ˜˜πŸ˜” juga terlalu menyedihkan bukan ?😞

Apakah kamu tau? Bahwa menuliskan tentangmu, tentang semuanya perihal rasaku adalah mustahil untuk ku akhiri, sebab sampai di mana nanti kalimat terakhirnya adalah menemukanmu tanpa titik.
Maka aku sengaja membuatnya bersambung agar semuanya bisa menjadi kisah tak berujung.
Aku juga sengaja tak pernah menyampaikanya langsung secara lisan, karena memang kasih tak perlu membutuhkan ucapan-ucapan berlebihan yang akan membuatmu merasa bosan.
Kasih adalah sebuah proses yang akan terus menggerus arus kisah hati resah.
Maka biarlah semua berjalan pada dua arah berlawanan, hingga akhir keduanya bertemu dalam satu tujuan.
Kasih hanya perlu menjadi kisah, agar semua tetap menjadi sebuah perjalanan yang abadi. πŸ˜‚πŸ˜πŸ˜šπŸ˜³☺ abadi? Ora ono sing abadi tak kiro hahahay πŸ˜‚πŸ˜œπŸ˜πŸ˜˜sue sue aku semakin ngawur ra jelas hehe 😳😁😚πŸ˜₯


Bersambung !!!



Segitu dulu ya...☺ ngga lucu ya? Memang.πŸ˜„ hee
Lain waktu di sambung lagi, sepertinya saya kehabisan kata-kata nih.. Eh, nggak ding lebih tepatnya sudah terlalu ngantuk..πŸ˜–πŸ˜ sudah dua hari ngga tidur nih, hehe malah curhat aku πŸ˜³πŸ˜“
Salahe dewe ngopo ra turu yoghh..

Yessudah..
Semoga mimpi indah dek 😊
Salam resah ✋😍😘



Siji neh, ojo kok salah artike, mergo koe tetep iseh sedulurku. Biso adiku, biso mbakyuku.
Mbuh leh mu ngarani aku opo. Sing aku ngerti, aku, koe siji buyut.
Dadi ra usah perlu mbok gawe serius.
Iki gur rekayasa, gur cerito ngawur.
Ngopo sing gawe crito kok kudu koe?
Aku yo ra ngerti, coba tanyakan pada rumput yang bergoyang wae. Mugo-mugo koe iso ngerti.
Aku gur belajar ngarang cerita. Wis kui tok.
Bener menurutmu pas kae GAJE. Asline aku setuju.
Yoess..sampai ketemu di lain waktu. ☺☺☺

















Pada jam 04.17, nov 16


Selasa

BULAN



Bulan, kau menatapku lagi malam ini.
Cukup terang seperti malam-malam mu sebelumnya.
Bulan, Kau berikan sinarmu pada semua yang hidup
Meskipun tak sehangat mentari pagi, - aku tau ia hanya sedang menghangatkan kehidupan di lain tempat. Semoga esok kau datang dengan wajah penuh semangat.
Aku berusaha meyakinkan jika aku sedang tidak sendiri malam ini, ada kamu; Bulan.
Ada temanmu juga di sana ; langit - meski temanmu tak seindah kamu ketika malam, aku juga tahu, ia selalu kedinginan, selalu merasa kesepian ketika semua terlelap dalam gelap.
Seperti ragaku yang menggigil dingin kesepian.
Seperti jiwaku yang hanya bisa menanti penuh harap.

Disini, pada suatu malam yang sunyi.
Di mana titik sepi segera menghampiri, hampir setiap hembusan angin menjadi dingin
Hampir setiap beku menjadi pilu.
Lalu ada yang tiba-tiba menjadi resah.
Bersama bayang-bayang masa indah, masa-masa gelisah.
kali ini, aku harus lebih bersabar, harus lebih tegar menjalani hidup. karena waktu akan terus berputar.
Dan ini adalah kehidupan yang wajar, sebab manusia memang harus merasakan getar-gemetar dalam dekapan malam, merasakan sepi dalam pelukan sunyi.
Memang, terkadang kita hanya ingin sendiri, meninggalkan keramaian dalam hidup, mengasingkan diri pada titik tertentu, dimana kita akan merenung, berdoa mungkin berusaha bertanya pada diri sendiri, bahwa hidup adalah lanjutan masa lalu. Mengingat kembali masa-masa silam, masa-masa kelam yang memang harus kita pikirkan, barangkali yang sengaja kita lupakan, karena di sana kita akan belajar, menyulam kembali pada setiap keputusan yang salah ataupun benar.

Malam ini, bulan masih bersamaku, masih tersenyum memandangku sendiri.
Sedang, langit memeluk ku seperti angin yang menyapaku secara diam dalam kebisuanku.
Aku tak pernah tahu, bagaimana mereka memahami jika aku tak pernah mampu sendiri.
Sudahlah, harusnya aku lebih bisa berterimakasih kepada kalian, alam.

Mungkin aku akan segera menyapamu,
apa kabar?
atau hanya sekedar berucap hai padamu,
kau tak menjawab.
Mungkin bibirmu beku, atau memang pura-pura tidak tau. -aku terlalu sering mengataimu bisu.
Aku sebenarnya rindu, padamu pada sinar bisumu
pada remang memudar ketika pagi tiba
entahlah, kebekuan bibirmu memang sebuah takdir paling getir.
Kelak, waktu juga akan menjawab semua pertanyaanku. menyudahi semua harapan yang telah berlumut dalam kalut.











Tempat yang sama, 16






Senin

HUJAN

Hujan, kau datang lagi malam ini, datang setelah mendung berlangsung, kau tiba di saat yang seharusnya aku namai tepat, di saat gelap tak selalu harus ku namai pekat.

Hujan, apa kau juga merasakan? Seperti aku yang merasa menggigil dingin.
Aku berusaha memejamkan mata malam ini, berusaha terlelap sebelum hari berganti pagi.
Sebelum mentari menyapaku lagi, dan sebelum embun memeluk rumput.
Tapi, aku masih kedinginan di sini, sendiri.
Tak ada pelukan hangat,
Hanya dekapan gelap.

Tak banyak pilihan memang,
Malam ini, aku hanya ingin tidur dan bangun pagi.
Sebuah harapan sederhana, suatu cita-cita ringan pada hujan malam hari.
Tetapi, aku bahkan luput jika hujan yang disertai kabut akan membuatku kalut, maka aku di paksa untuk tetap terjaga.
Meski sebenarnya aku hanya ingin tidur malam ini,
bersama gemercik syahdu suaramu.

Hujan, tak lelahkah kau turun membasahi bumi, membasahi setiap kehidupan yang belum aku mengerti, membasahi setiap hati yang sedang merasakan sepi.
Seperti petir yang juga memaksaku untuk kembali mengingat sesuatu yang getir.
Aku tak kuasa menahan takdir ini, di paksa mengukir kembali kejadian-kejadian yang telah berlalu.
Hai, Apa kabar masa lalu ?
Apakah kau merasa rindu.
Sudahlah, Aku telah terbiasa menahanmu di sini, sendiri.

Hujan, kau memang selalu berhasil mengajakku mengingat kembali pada tiap detik kenangan yang telah ku tinggalkan, memaksa untuk terus kembali dalam pelukan-pelukan masa silam.
Aku tak menyalahkanmu, apalagi membencimu.
Aku hanya berusaha meninggalkannya dan bukan melupakannya. Sebab sampai kapanpun masa lalu akan terus ada dalam ingatan-ingatan yang sempat tertinggal.
Aku bisa saja melupakan semua yang pernah terjadi, tetapi aku tak mungkin bisa untuk menghapusnya. Maka biarlah semua berjalan bersama hujan, biarlah semua berlalu bersama waktu.


Dan hujan ini
Mengingatkan kembali pada masa lalu yang penuh peluh
Bersama harapan-harapan yang telah pupus
Aku berusaha menjadi wajar
Berpura-pura untuk tetap tegar
Seperti air yang mengalir menjadi bulir sendu
Aku hanya tak ingin menjalani rindu
Dan hujan ini
Mengingatkan kembali pada sebuah kenangan yang telah usang
Bersama doa-doa yang tak pernah sampai
Aku telah terbiasa
Sebagaimana waktu yang telah berlalu
Aku hanya tak mampu menahan rindu
Dan hujan ini
Terimakasih untuk semua rintik merdu yang telah kau berikan padaku
Darimu aku bisa mengingatnya
Kembali kepada titik syahdu masa lalu
Bahwa merindukanmu aku tak pernah mampu

















Ujung waktu, 2015












Sabtu

JALANG

Aku masih saja berada di sini malam ini
Dengan dada penuh getar gemetar
Dengan jiwa yang memanas panas
Di suatu tempat
Di sudut tepi paling sepi
Di antara wangi-wangi aroma sunyi
Ada yang bersemayam dalam diam
Ada yang ragu dalam bisu
Di sini, dini hari
Hati ini, risau resah
Kenyataan yang pasrah lelah sungguh.

Mengingat kembali pada ilusi yang pernah terjadi
Kepadamu, kenangan tentangmu
Sebelum jiwa melayang bersama bayang
Ada seorang yang telah pergi, menghilang di pekat awan, gelap menyendiri.

Aku; ingin berusaha mencarimu di sana, di ujung malam, di antara bayang-bayang kelam masa silam.
Aku mulai terbiasa, ketika malam tak pernah lelah menanti pagi
Aku yang selalu gelisah ketika sendiri.
Biarlah, menemukanmu di antara dingin angin adalah hal yang tak pernah ku sukai.
Semoga abadi, di dalam hati.
Sebuah proses pengharapan yang tak pernah waras, selebihnya menyamar sebagai harapan yang terlanjur pudar.
Maka aku berpikir, jika menginginkanmu adalah hal yang mustahil.
Untuk ini, aku selalu berdoa agar semua harapan kekecewaan segera berakhir.
Biarkan semua hancur tanpa bentuk, barangkali menghilang tanpa meninggalkan bayang.

Mungkin aku akan merenung, mengira jika semua yang pernah terjadi telah menjadi debu lalu terbang bersama angin.
Tetapi aku salah, bahwa angin selalu berputar, merotasi kembali pada bayangan masa silam.
Lagi.
Entahlah, angin selalu memaksaku menjadi dingin, berusaha mengingatkan semua pada agenda-agenda besar busuk belaka.
Meskipun aku suka, walaupun tidak semuanya.
Mengenang atau melupakan?
Bahwa mengenangmu adalah kembali pada titik mati dalam pikiran yang abadi.
Lalu, melupakanmu adalah menjumpai bayangmu pada setiap detik waktu.

Aku memang sedikit gila, jika mengharapkanmu di tiap-tiap malam adalah kewarasanku.
Tapi aku sudah mulai bosan dengan kewajaran ini, kewajaran yang begitu membebani tiap malamku.
Aku memang tak pernah mampu untuk meninggalkanya.
Maka biarkan, aku menikmati alam yang mengajaku kembali pada masa silam.
Meski sudah tak akan ada gunanya lagi.
Sudikah aku mengingat?
Apakah kau perduli?
Hidup yang selama ini kau cintai
Hidup yang selama ini ku benci
Aku berusaha mengerti tentang semua yang tak pernah aku pahami 
Berusaha memahami malam agar bayangmu tampak buram.
Mustahil.
Semoga angin lekas pergi membawa maksud ku, terbang bersama kenangan yang telah ku namai jalang.











Sumsel, 2012





Rabu

Dasar Hati


Kali ini angin mulai datang kembali, menyapa ku dalam senggang waktu malam
Pada celah-celah jendela kamar
Pada senyap-senyap pengap aroma rokok
Hembusan demi hembusan menembus tulang
Alam yang memang jalang !
Lampu meja belajar beremang-remang pada dinding hitam pekat, kopi hitam pekat yang kubiarkan dingin bersama angin.
Di luar sana, kunang-kunang lalu lalang pada pelukan malam, sang gelap menyekat, merangkum pekat hingga rumput tak lagi mampu menahan layu.
Sementara aku, masih berusaha mencari akal agar tak lagi berada di dalam sunyi, mencari akal agar aku mampu sendiri.
Tetapi kali ini aku tak mampu, bahwa menemukanmu dalam titik paling sepi adalah sebuah takdir paling getir.
Biarlah, memang kenyataan adalah hal yang mustahil untuk ku hindari, sebagaimana soal hati yang terlalu sulit untuk ku mengerti.
Aku yakin suatu saat bayangmu akan hilang bersama waktu, terganti oleh sesuatu yang baru.
Meski entah sampai kapan, meski waktu tak akan pernah setuju.
Inikah yang ku sebut pilu?
Ah, keyakinan itu terganti ragu tiba-tiba.
Seperti menjumpaimu dalam kata
Seperti menemukanmu dalam bisu
Semua terlalu cepat.
Akhirnya aku juga setuju,
Jika kau tak akan pernah beranjak
dari masa lalu, dari waktu ke waktu.
Meskipun aku tak pernah mampu menjumpai ragamu, jiwamu masih akan tetap ku temui, di sini di dasar hati paling sepi.









Tempat yang sama, Jurang, 2016


Senin

HANYA BERHARAP


Semoga malam ini kau terlelap dalam senyap
Seperti aku yang menanti penuh harap.
Dengan doa yang selalu ku panjatkan pada sekian banyak malam, yang telah terkabulkan, barangkai yang tak pernah sampai.
Aku hanya bisa berharap.
Semoga malam mu penuh mimpi
Perihal hati ini yang belum terisi.
Pada keyakinan, aku selalu berharap agar kita bertemu dalam mimpi, sekedar saling menatap atau saling mendekap.
Soal dingin ini, biarlah aku yang menanggung sendiri.
Semoga esok mentari menyambutmu penuh arti
Ada yang masih merasa sendiri; Aku.
Aku harus belajar mengerti, pada malam yang memandangku diam, pada gelap yang belum siap terlelap.
Barangkali pada kata yang belum siap ku ucap. Padamu, pada hati yang belum ku mengerti.
Aku berharap semoga malam ini kau memang sudah tertidur.
Sebagaimana pikiranku yang masih nglantur
Aku hanya sedang menghibur diri.
Bersyukur serta berdoa untuk mu yang belum aku pahami.
Berusaha mendamaikan diri dengan cara yang sederhana, menyendiri atau berteman sepi.
Semoga terwujud, bersama dingin malam, bersama hitam awan.
Aku hanya bisa berharap pada alam, mengharapkan sesuatu yang masih terpendam.
Pada malam ini, pada malam yang sunyi, pada hati yang sepi, agar malam ku penuh arti.
Meski aku tak bisa menjumpai mu dalam kata, tak mungkin menemui mu dalam aksara.
Tapi kau selalu hadir dalam setiap malamku, dan menjelang hilang ketika pagi tiba. -sudahlah, ini terlalu dingin untuk ku.
Soal waktu aku memang tak pernah curiga, ia selalu bahagia melihatku bahagia, -semoga kepadamu juga. Mungkin ia hanya terlalu sering bercada, kenapa malam selalu pagi untuk ku rindukan
kenapa terang terlalu lama untuk ku tinggalkan.
Aku tak pernah benar-benar mampu melawanmu,
-lain hal jika bersamamu, mungkin kalimat syahdu yang akan ku rangkum merdu di sini.
Apalagi menerka rasa yang masih begitu rahasia.
Aku tak pernah mampu.
Mungkin memang benar, kenyataanya waktu selalu punya cara yang istimewa, selalu punya cara tersendiri pada hati yang sepi. -aku tentu.


                   " Terimakasih waktu..
                 Kau biarkan hati menanti harap
           Pada lain hati yang belum ku mengerti
                Pada malam-malam penuh sepi
                  Aku tak pernah ragu padamu
            Menemanimu dalam rindu membeku
            Atau mengantarmu dalam kesendirian
                         Terimakasih waktu..
        Kau biarkan aku menunggu kabar tak pasti
            Perihal rasa yang masih begitu rahasia
             Tentang jiwa-jiwa yang begitu merasa
                   Padanya aku tiba-tiba ragu
              Pada jawaban-jawaban yang beku
                 Mungkin rasa yang terlalu lugu
                          Terimakasih waktu..
              Terlalu banyak kenangan tentangmu
              Tentang diriku yang selalu mengeluh
       Tentang harapan-harapan yang penuh peluh
                    Aku berusaha menjadi biasa
       Dalam kenyamanan-kenyamanan yang nyata
                 Hingga aku terlelap penuh harap"



Maaf tentang semua perasaan yang
telah ada secara rahasia, aku masih begitu ragu.
Aku tak pernah pura-pura.
Aku merasakannya.
Bukan secara tiba-tiba, ia perlahan menjadi rindu menjadi resah gelisah, lalu perlahan ia menyiksa.
Aku hanya berharap, suatu saat aku akan bicara.
Kamu menjawab, -mungkin jawaban yang mengharuskannya menjadi lucu.
Maka, biarkan aku menyampaikannya secara diam-diam melalui kata, menyampaikan semua demi sebuah keraguan, untukmu, juga untuk malam yang terlalu peduli kepadaku. -terimakasih telah membuatku mengerti tentang arti kesendirian, tentang arti memendam rasa sendiri.
malam, kau terlalu baik untuk menjadi gelap.

Dan tentang foto itu, aku selalu berusaha mencari makna, mencari arti di dalamnya, tentang mata yang menatapku teduh secara diam-diam, tentang senyum indah bibirmu, dan tentang wajah ayumu.
-aku selalu mengira, kalau kau tiba-tiba saja di hadapku malam ini. Biarlah, biarkan aku menjadi orang paling khayal untuk malam ini saja. -memang tak ada kalimat lain sepertinya.
Aku selalu suka dengan caramu menatap, dengan caramu tersenyum.
Sempurna.
Sosok pribadi penuh kenyamanan.
Sosok berjilbab yang selalu membuatku tersenyum tanpa sebab.
Saat ini, aku masih saja memandangmu, pada salah satu foto terbaikmu, foto yang penuh pesan tersimpan, kesan pertama adalah tersenyum nyaman memandangmu.
Meski hanya sebuah gambar yang akan semakin pudar.
Tetapi aku yakin, pencipta semesta telah berencana hingga suatu nanti pada akhirnya akan tiba.
Aku hanya bisa berharap, Aku hanya bisa berusaha, menerka-nerka rasa secara rahasia, selebihnya berdo'a agar semua akan baik-baik saja ketika semua keyakinan itu tiba-tiba hilang.




Lendoh, 14 Nov 16








Selasa

Kematianmu


Ada yang mencekam malam ini
Pada dinding hitam
Pada langit gelap
Tak ada kisah selain sunyi
                   Hanya suara jangkrik kesepian
Suara burung malam di kejauhan
Langit-langit kamar yang menatapku diam
Pohon-pohon di luar kedinginan
Aku berusaha menenangkan diri
Dari kebisuan dini hari
Dari pekat awan malam ini
Keheningan demi keheningan
Menyambut aroma kematian
Menyambut beku kehidupan
Takdir menyapa nyawa
Pada asa lara, perlaya
Pada jiwa serupa
Nasib menyeluruh tubuh
Hingga raga melemah
Hingga jiwa melayang
Pada akhir yang kosong
Kau telah mati








Jurang, juli 2015 pada jam 01:48 Malam






MIMPI


Aku tadi malam bermimpi
Pada belati tajam yang menghunus tubuhku
Perut, robek, darah yang mengalir
Seluruhnya keji kejam
Suatu dendam yang telah lama terpendam

Aku tadi malam bermimpi
Tentang sesuatu yang menakutkan
Usus terburai, perih dan menyakitkan
Tapi semua hanya mimpi,
Mimpi yang kenyataanya kadang tak nyata atau kenyataan yang memang hanya pada mimpi

Aku tadi malam bermimpi
Berusaha meyakinkan mimpi yang tak akan mungkin terjadi
Hingga aku terbangun dengan ekpresi wajah pucat pasi




Dalam mimpi, 2015

Minggu

Titip Sendu


Biarkan dingin ini menyapamu.
Dari ku semua ia singgah.
Pada ketetapan.
Pada beku embun.
Semoga sampai.
Dengan bisu.
Cepat berlalu.
Menyambut pagi,
Aku masih sendu, semalaman.
Perkara rindu itu.
Aku setuju.








Jurang, 2016

TANDA TANYA RASA


Meski kita tak pernah saling jumpa
Kita selalu bertemu dalam kata
Yang aku reka melalui rasa
Yang sedari dulu masih tetap sama

Dan soal foto-foto itu, aku tak pernah bermaksud memaksa
Hanya ingin memandangmu lebih lama
Hanya ingin bercerita
Pada malam yang penuh tanya
Pada hati yang menyimpan rasa

Mungkin suatu saat kita akan berkaca
Bertemu wajah yang berbeda
Barangkali berpeluk mesra
Atau sekedar menatap mata

Hingga pada akhirnya kita lupa
Kita sedang di paksa oleh rasa
Kita hanya memulihkan luka yang sebenarnya tak pernah ada










Jurang rasa, 2010

Selasa

SEMUA TENTANG..

Malam ini ada banyak hal yang mungkin harus aku ceritakan disini, bercerita sendiri dalam ingatan yang terus memaksaku untuk terus ku gali.
Tentang cerita-cerita lalu yang memang harus aku ingat, atau pada ingatan-ingatan yang memang harus aku ceritakan.
Mungkin pertanyaan-pertanyaan perihal rindu
Mungkin kisah-kisah usang yang telah ku kenang,
Terlebih kenangan-kenangan yang sempat menghilang.
Maka, aku akan mencoba bercerita kembali malam ini, mungkin menceritakanmu yang telah berlalu.. menceritakan kisah-kisah lucu, atau apa saja yang memang itu semua perlu.
Tapi..aku sedikit ragu, jika menceritakanmu akan bertemu pilu.

Sudahlah... Jika itu memang perlu untuk ku.
Aku berharap agar aku tak mengingatmu lebih banyak malam ini, atau jika kita akan di pertemukan dalam sesuatu yang ku sebut rindu, aku akan menyertakanmu, meski semuanya telah berlalu.

Ah, aku rasa kita memang saling bertemu dalam banyak kata, dalam masa ke masa, mungkin cerita-cerita rekayasa yang pernah ku cipta.
Bahkan, sebelum aku memulainya.
Entahlah...mungkin hanya sisa-sisa rasa yang datang dengan sengaja.
Yang terpenting adalah aku bisa mengira jika ini hanya rasa yang kemungkinan tak bisa untuk kita ulangi bersama.

Pada suatu masa..
Meski jarak memisahkan raga
Meski kata yang saling sapa
Pada suatu masa..
Ada rasa yang pernah bersama
Dalam bisu menuju ragu
Ada rindu yang saling tunggu
Pada suatu masa..
Kita memang pernah bersama
Menjalin rasa saling percaya
Rasa yang pura-pura
Pada suatu masa..
Kamu berusaha membalik kata
Aku rela terluka
Demi sebuah masa
Demi suatu nama

Aku yakin malam-malam yang dulu juga setuju jika ia pernah menjadi saksi dalam keraguan-kerinduan masa itu, masa-masa yang telah berdebu, masa-masa yang penuh luka-liku.
Hingga lama aku terpaku pada setidaknya dulu ;


"Setidaknya dulu kita pernah saling bersatu dalam suatu waktu;
Pada jarak yang saling beradu
Pada masa yang selalu bersama
Lalu jarak mengadu pada temu
Jika berpacu tak akan ragu pada rindu

Setidaknya dulu kita pernah saling memandang dalam remang maupun terang;
Semoga bayang yang akan kita kenang
Semoga waktu yang akan kita tunggu
Hingga sampai pada titik dalam suatu detik
Tak ada yang lebih syahdu dari rindu yang telah menggebu

Setidaknya dulu kita pernah saling bersama dalam suka maupun duka;
Bersama rasa yang pernah saling sapa
Hingga waktu menyampaikan pilu
Hingga jarak menyampaikan bimbang
Tinggal sesak dan hanya bayang"


Lalu ada yang berusaha menyapa, mengingatkan semua secara tiba-tiba ;

Tentang sebuah kisah masa itu

Tentang sebuah SDN negeri 03 Bedono
Tentang sekolah dasar negeri yang berada di desaku
Tentang berangkat sekolah pukul setengah tujuh
Tentang uang saku koin 100 perakan gambar gunung
Tentang berangkat sekolah jalan kaki
Tentang pulang sekolah mampir kebun
Tentang lantai kelas yang kerap kita sebut tegel
Tentang sepatu merk Att
Tentang sampul buku cap banteng
Tentang kaos olah raga warna orange
Tentang cita-citaku menjadi militer
Tentang minyak rambut merk lavender
Tentang papan pelajaran warna hitam
Tentang lempar-lemparan kapur putih merk Sarjana
Tentang penghapus yang telah kusam
Tentang prakariya membuat sulak
Tentang mencoret-coret bangku sekolah
Tentang membeli minuman orson satu botol
Tentang membeli fanta sachetan
Tentang membeli timuk dan mie fajjar
Tentang kenakalanku mendzolimi Kristanto
Tentang kenakalanku mendzolimi Anas
Tentang harga nasi goreng Rp. 250 ,-
Tentang piring plastik warna-warni
Tentang bakwan goreng yang asin
Tentang bakmi bungkus koran bekas
Tentang jajanan yang namanya pencok
Tentang gaplek samiyer jajanan khas kantin
Tentang teh bungkus plastik kurang manis
Tentang temanku Groho yang selalu ranking satu
Tentang aku yang selalu mendapat ranking terakhir
Tentang salah dua guru yang di gosipkan nakal di sekolah
Tentang bermain Jangkrik'an dengan temanku Asrowin
Tentang bermain sodoran di halaman sekolah
Tentang bu guru yang selalu memuji tinggi badanku
Tentang kakak kelas yang sombong
Tentang adik kelas yang aku tidak perduli
Tentang murid baru kelas empat
Tentang anuku yang pernah terbentur meja
Tentang piket menyapu ruang kelas
Tentang mengepel kelas dengan kaos kaki
Tentang bermain jidok'an dalam kelas
Tentang bermain engkol dengan temanku Ruadi
Tentang menendang bola ke jendela kelas
Tentang pohon bogenvil di halaman sekolah
Tentang halaman sekolah yang masih tanah
Tentang bermain sudamanda di dalam kelas
Tentang kepala sekolah perokok aktif "sukun" khas aromanya
Tentang belajar kelompok, belajar betengan kelompok maksudnya
Tentang catatan kamu ketika menulis selalu mendapat pujian guru
Tentang les matematika buku yang terbawa bahasa jawa
Tentang sepeda motor yamaha RS yang bertuliskan ojo dumeh
Tentang aku yang masih sangat pendiam
Tentang rambutmu yang kriting -aku tidak terlalu perduli masa itu
Tentang kamu yang saat itu masih begitu lugu
Dan tentang aku yang masih begitu ragu padamu.


Semuanya masih begitu sangat dekat dalam ingatanku, sampai saat ini.
Sungguh aku sangat merindukan masa-masa itu, meski sudah enambelas tahun berlalu.
Di mana saat itu, sejatinya aku belum benar-benar mengenal rasa, juga belum benar-benar pernah terluka.
-rasa yang mengandung banyak tanya, rasa yang mencipta banyak kata, rasa yang di miliki oleh semua manusia, rasa yang bisa buat terluka, -tentu saja.
Dan rasa yang masih ragu bila aku harus menyebutnya cinta.
Hingga pada suatu masa, aku dewasa, aku berani menyatakannya meski akhirnya aku rela terluka.
Tapi bukan itu yang aku maksud untuk malam ini.
Hanya saja, aku tak ingin lebih dalam mengenang hanya pada satu nama. -kamu tentu saja.
Aku hanya sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku malam ini, pertanyaan yang mungkin tak akan ada jawabannya melalui kata, hingga pada akhirnya waktu yang akan berlalu, memberi jawaban baru.
Seperti pertanyaanku kenapa waktu begitu cepat berlalu? Bahkan untuk jawaban satu menit yang lalu aku tak pernah benar-benar tau tentang perkara rindu.
Sudahlah...-tiba-tiba aku malu mengakuinya.
Itu hanya soal waktu yang memang harus berputar dan berlalu.
Kita hanya bisa merasakanya
Kita tak bisa berbuat apa-apa
Mungkin memang sengaja tercipta
Agar kita tidak akan pernah lupa
Sebagaimana masa lalu yang telah ku rindu.

" Waktu berlalu begitu cepat
Kemarin ke masa-masa
pada ingatan-ingatan
Merasa-rasa pada asa
Mengira menerka-nerka
Pada langit tua "

Malam ini aku memang benar-benar tak mengerti kenapa masa-masa itu seperti habis kemarin;

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering memakai dasi dan topi serta celana warna merah khas anak SD

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering menggunakan minyak rambut bermerk lavender maupun tancho dan sigar jalak khas rambutku

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering keringetan di bagian muka dan wajahku terlihat seperti gorengan nget-ngetan khas kantin sekolah -entah sekarang masih konsisten atau tidak soal gorengan itu

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering beli minuman orson satu botol dan mie fajjar di warung bek juariah lalu membawanya ke sekolah dan dengan bangganya memamerkan pada teman-temanku

Kenapa seperti baru kemarin?
Ketika aku masih ingat saat ada ulangan IPS dan aku mengerjakannya dengan jawaban asal-asalan lalu aku mendapat nilai 25 -menyedihkan bukan?

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih suka beli nasi goreng di kantin sekolah seharga 250 perak yang penjualanya adalah kamu waktu itu

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering menggambar sesuatu yang tak jelas dan mencoret-coret lalu merobek buku milik kristanto -aku pernah di gosipkan siswa paling nakal di sekolah

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih suka menuliskan nama sendiri di mana saja yang bacaannya Irsyad PCR ....? -apa aku benar-benar memalukan kawan ?

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat saat pulang sekolah hujan-hujanan lalu keesokan harinya berangkat sekolah beralaskan sendal -terlalu formal untuk kebanyakan siswa

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat saat ada PR dan aku lupa mengerjakannya, lalu menyapu lantai kelas adalah pekerjaanku

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat saat temanku Heri Purnomo mencoret lenganku dan kami malah saling coret mencoret bagian tangan hingga kehabisan pensil lalu kita malah saling tertawa bangga

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering bermain sepak bola di lapangan sekolah saat itu bolanya sampai di ladang yang tempatnya sangat curam lalu kami memutuskan untuk mencarinya -mblusuk mblusuk together ceritanya

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering berjalan kaki mengelilingi gedung kelas 4-6 hingga berkali-kali dengan temanku Khoirul Anas saat istirahat -aku benar-benar tak paham apa maksud kami berdua

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering menyanyikan lagu di sekolah yang berjudul Ada Apa Denganmu milik peterpen -nek ra salah ding

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering bercerita pada teman-temanku tentang film horor kismis (kisah-kisah misteri) yang ku tonton malam harinya

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat saat aku menulis surat untuk mu dan sialnya ketahuan salah satu guru di sekolah, lalu aku tiba-tiba mengelak jika itu bukan tulisanku -jelas-jelas ada namaku tertulis disana

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat saat acara lomba memasak di sekolah, aku yang membuat sambal dan bu guru sangat menyukai sambalku -saat itu aku benar-benar sangar bukan?

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih tidak perduli dengan kritingya rambut indahmu -jika bisa aku sangat ingin kembali pada masa itu lalu memperdulikan rambutmu

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku berpikir lalu ragu jika kelak kau akan menjadi istriku -aku terlalu kecil jika harus dewasa saat itu -ah, terlalu konyol memang

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih benar-benar ragu jika aku memiliki rasa yang hingga kini masih ada -bahkan hingga saat ini, aku rasa memang nyata

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih sering cemburu jika ada siswa lain yang mencoba mendekatimu -mungkin hingga saat ini

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika lulus sekolah, kita meruskan ke sekolah yang berbeda -dan aku tak pernah benar-benar setuju kala itu

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika masa-masa smp, aku tak pernah bisa membuat cerita tentang kita lagi seperti masa sd dulu -mungkin rasa itu memudar

Kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku masih ingat jika aku pernah berpura-pura kehilangan semangat ketika merasa kehilangan seseorang -untuk seumuran remaja yang pernah benar-benar mempunyai rasa yang tak wajar

Dan kenapa seperti habis kemarin?
Ketika aku benar-benar tak bisa mengingat apapun kecuali kamu -terlalu berlebihan bukan?
-aku memang tak waras jika menginginkanmu

Kenapa seperti habis kemarin kawan?
Apakah kalian juga merasakannya?
Apakah kamu merasakannya?
Merasakan masa-masa itu yang seperti habis kemarin..
Merasakan masa-masa berlebihan kita. -terutama tentangmu.

Semuanya memang terlalu seperti habis kemarin
Dan aku tak pernah bisa melampaukan masa-masa itu.
Kecuali untuk satu nama yang pernah menumbuhkan rasa menciptakan luka.
Agar aku bisa tertawa kembali,
Kembali merekayasa cerita-cerita kita bersama.
Atau bercerita kembali pada masa-masa yang sejatinya pernah kita rasa.
Agar aku bisa menciptakan kembali rasa yang dulu pernah ada -yang hanya pura-pura, yang memang nyata.
Semoga kita bisa membuat cerita baru yang lebih seru, atau mungkin hanya akan mengenang kenangan pada remang malam ini.

Dan terakhir untuk kalian malam ini
Dan terakhir untukmu malam ini

"Dan bila malam adalah gelap
Aku akan menjadi bintang
Menyapamu lalu tersenyum
Atau hanya sekedar menatapmu dari kejauhan
Berdo'a agar sinar ku selalu menerangi malam mu
Tapi aku adalah bintang
Yang tak mungkin jatuh ke bumi
Lalu memeluk mu tiba-tiba
Malam ini aku benar-benar rindu
Sungguh dengan segala peluh"





 Untuk setiap waktu


Semoga kita saling merindu
Meski rindu akan berlalu dalam waktu
Meski waktu akan terus berpacu pada pilu
Karena memang selalu banyak cerita lucu yang harus kita kenang






Tempat lain, Oktober 2016











Sabtu

Malam ini

Ini malam yang sepi,
malam yang tak pernah aku takuti.
Teman-teman semua pergi,
Entah.. kemana mereka? Aku tak tau.
Yang aku tau, ini malam yang sunyi.
Malam yang tak seperti biasa.
Sama-sama gelap tapi sungguh tak seperti biasa, pemandangan yang indah - gelap yang tak pernah sendiri, lampu-lampu yang tertutup oleh kabut.
Dan angin yang bersiul sangat kencang.
Sedang aku sendiri.
Ah, jika ada kalian disini kawan ? - mungkin kita bisa meneruskan cerita tentang antologi sakit jiwa yang sempat terpotong malam lalu.
Tapi, kalian pergi.
Aku sendiri.
Ini malam yang beku,
Saat semua di sisi dingin dan kaku.
Aku mencoba menghibur diri dengan tersenyum sendiri - menyaksikan hembusan-hembusan angin yang tak pernah bisa aku mengerti,
Tapi aku merasakannya setiap mereka pergi.
Merasakan sendiri tanpa tepi.
Kalian pergi..
Kemana pergi?
Kapan kembali?
Malam ini, Aku sendiri. Kawan..
Malam ini aku hanya ingin pergi.
Entah.. Kemana aku akan pergi.
Mungkin mencari teman?
Atau mencoba untuk tetap sendiri?
Bukankah terlalu menakutkan, kawan ?
Mungkin akan ku coba mencari kalian di semak-semak rumput yang mengembun atau pada kenyataan jika aku tak pernah sanggup sendiri?


Suatu tempat, 2016





Di Sepanjang Malam

Di Sepanjang malam 

Dari kabut menjadi kalut

Ada yang pilu di sini; aku 

Gelap sempat merayap pada pekat

Aku yang tersesat pada karat; diam 

Di Sepanjang malam

Dari kelu menjadi beku

Ada yang ragu di sana; kamu 

Tiba-tiba dingin melesat cepat

Menyapa kita dalam rindu menggebu 

Di sepanjang malam

Tak ada yang lebih sepi dari malam ini

Seperti menanti pada hati tak bertepi

Aku ingin segera usai

Membisu atau bertemu

Di Sepanjang malam

Tak ada yang lebih indah dari angin

Aku yang selalu berharap ingin

Semoga ia menyampaikan maksudku padamu











Jurang, oktober 2016

Rabu

Mongso songo

Kenangan akan tetap menjadi kenangan Dek. walaupun kamu telah mencoba melupakannya, namun kau tak akan bisa untuk menghapusnya.. Seperti hujan malam ini, ia akan di kenang pada bulan ketiga tahun ini meski sudah memasuki "mongso songo" yang harusnya tak sebegini dinginnya. Tetapi hujan tetap saja tak cukup peduli pada waktu, padaku mungkin padamu. Hujan yang sedang tidak bersahabat, atau sahabat yang sedang mengharapakan hujan? Barangkali hujan sedang bernostalgia, sedang melangkah mundur, melihat ke belakang, mengingat-ingat semua yang telah berlalu dan mungkin hujan teringat pada kenangannya sewaktu masih bersama hujan-hujan lainnya terlebih bersamamu Dek, teringat kenangan yang begitu mengharukan, kemudian begitu sangat menyedihkan lalu tiba-tiba hujan menjatuhkan airmatanya tanpa di temani sahabat, kawan, lawan bahkan tanpamu Dek.. Akhirnya hujan semakin tak terkendali, semakin basah, semakin dingin, semakin mengenang dan semakin menggenang pada sekian banyak kenangan yang masih berlubang. Rasanya begitu menyedihkan, Dek.. Seperti kenanganku padamu, pada hujan. atau kenanganmu pada kita pada hujan.. Entahlah Dek.. yang aku tau, hujan adalah air dan bukan kenangan, meskipun kenangan selalu menghasilkan air dari dalam matamu, mataku, mata kita..



Maret 2012

TERIMA KASIH ( April )



Untuk semua waktu yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku hinga saat ini
Terima kasih, kau telah rencanakan aku lahir dengan takdir terukir
telah merubah kehidupanku berbeda telah  membuat hidupku berguna
Terima kasih, telah memaksaku menjadi tua, dimana sesuatu bisa membuatku bahagia
Terima kasih, telah ajariku temukan tawa saat kau ajarkan aku percaya
Terima kasih, telah merubahku berharga telah membuatku terpola
Dan
Terima kasih karnamu aku pernah gila. 










13/04/2013

DEK (Na)ma Samaran

                      Cerita singkat bersama 
            " Dek " gadis desa (nama samaran)


Singkat cerita, karena di atas sudah ada kalimat Cerita singkat jadi harus di balik ndak gosong !!!

Langsung ke persoalan.

Episode I )

Dek..malam ini aku tak tau harus dengan apa dan bagaimana untuk memulainya.
Tadi sebelum kita duduk bersebelahan, ehh.. kita ? Mangsutmu ?
Bukan kah kamu yang menyebelahiku ya mas?πŸ˜„ sepertinya memang begitu Dek. heeπŸ˜πŸ˜‰πŸ˜„
Aku kira kau ini siapa ?
hanya seorang gadis desa biasa yang selalu aku hiraukan sebelumnya, bahkan aku malah selalu tidak peduli dengan yang bukan kamu.
Dek, Sebelum aku memilih untuk datang dengan telat.
Namun Tuhan berkata lain, jika ternyata itu adalah kamu, iya.. kamu Dek, sesosok gadis cantik dan lebih dari anggun yang selama ini selalu membuatku merasa gugup, aneh, seperti sedikit gila dan selalu memaksa tidurku jadi larut malam karena memikirkanmu. Ciieeee.. fakk πŸ˜‰πŸ˜πŸ˜Š Mungkin juga saat ini Tuhan sedang bersahabat denganku, denganmu atau mungkin mereka teman-temanmu, teman kita.
Entahlah, Dek.. Hidup ini memang terlalu banyak rahasia yang belum aku mengerti.
Seperti dirimu, Dek. penuh kerahasiaan. πŸ˜ƒ. Mungkin seharusnya kita lebih memilih banyak teman, sahabat atau saudara.
Seperti kata pepatah, "Banyak kawan banyak makanan" Toeng...πŸ˜„πŸ˜πŸ˜Š
Namun aku tau satu hal bahwa Tuhan selalu punya rencana pada setiap hambanya.
Barangkali ia sengaja memberikan waktu yang berbeda agar aku bisa duduk bersebelahan denganmu, meski bukan hanya kita berdua yang ada di sini.
Bukan maksudku Dek, tapi memang sudah tak ada tempat lagi buat aku.
Sebenarnya sih sangat berharap juga bisa dekat denganmu hehee 😁😊.
(Sakjane iseh ono tempat ding!!!) HaaπŸ˜„πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜„ Maaf ya Dek ?
Aku juga tak mungkin menyalahkan kenyataan.
Ini mungkin agak terlihat lucu memang, bersebelahan tanpa saling menyapa, terkadang hanya sekejap memandang lalu sedikit senyum yang kemudian lebih memilih mengobrol dengan teman di samping kananmu atau melihat-lihat hapemu.
Sedang aku sendiri terlalu nyaman dengan caraku menikmati paras cantikmu atau lebih memilih bisu dan terlihat buruk. Hanya begitu.
Dan harusnya tak usah kalian anggap lucu.
(Kawan-kawan)😁😝 Tapi..ahh, mbuhlah Dek...
Aku memang selalu serius ketika memperhatikanmu. Kenyataannya, aku selalu merasakan sesuatu yang berbeda ketika berada di dekatmu beberapa waktu ini. Halahh πŸ˜„πŸ˜˜πŸ˜‰πŸ˜ (biasa wae lik )

Aku berharap semoga kau mengerti tentang arti tatapan muka dari seorang yang peduli terhadapmu dan tentunya "brengosen" sepertiku, meskipun sebenarnya kita jarang bertemu apalagi bertatap muka. Lahhh 😞
( Harapan macam apa ini oh Tuhan? ) 😁😊
Ketika seorang yang "brengosen" sangat suka dengan kalimat mustahil.
Tadi sebenarnya aku ingin sekali menanyakan kabarmu, sekolahmu atau hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan basi yang mungkin akan membuatmu merasa bosan dan enggan untuk menjawabnya.
Tapi, aku bahkan tak pernah tau apa yang membuatku tetap cacat, diam dan koyo wong mati, semacam mulutku tiba-tiba terkunci dalam beberapa waktu saat sebelumnya kau memutuskan untuk pulang lebih awal, yang ku dengar sih jika kau ingin pulang dan ingin belajar !!!
Aku harap memang begitu.
Tapi, yahhh..😞 Fakkyeahh ki, batinku πŸ˜žπŸ˜” akhirnya perjumpaan kita telah selesai, bahkan tanpa bekas senyum indahmu di saat terakhir setelah kau menjalankan niatmu dan berdiri lalu beranjak pergi...

                                Bersambung I...


Mungkin bisa di katakan pertemuan yang sangat menyenangkan, ketika kalimat lama selalu kalah dengan kata cepat.
Dan saatnya aku menghujat diriku sendiri yang selalu terlihat buruk di hadapmu, sambil berkata eh, tak batin ding..😳
"kau ini lelaki macam apa ?
Selalu saja kau terdiam ketika kesempatan menghampirimu !! kau selalu payah dan bodoh ketika kau harus mengatakan sesuatu dengan gadis itu, bahkan untuk sekedar menyapa !!"

Dan akhirnya kau kecewa tanpa harus lebih lama bersamanya.
wkwkwkww faakkk πŸ˜žπŸ˜”πŸ˜πŸ˜” Astaghfirullah... Cerita telah usai dan memang sangat singkat, hanya begitu saja dengan akhir yang bisa di bilang sangat bajang ☺ 😊
Dan...
Terimakasih Dek, karnamu aku bisa menciptakan kenangan dalam salah satu cerita ngawur di hidup ku. 😘😊

Lanjut cerita yah Dek ?
Perasaan masih ada yang kurang nih, aku juga masih belum terlalu ngantuk kok, masih juga jam dua lebih sedikit, harap maklumlah Dek,
Memang pada umumnya, kebanyakan jomblo selalu tidur larut malam, bahkan sampai matahari tersenyum padanya, atau mungkin bisa di katakan mereka itu sejenis kelelawar yang kurang kasih sayang, atau apalah itu.
Aku hanya tak pernah tau apa istilah yang tepat untuk para Jomblo, juga apa yang mereka rasakan dalam kesehariannya, aku tak pernah tau
-padahal aku dewe yo jomblo 😁 ssstth meneng !
Mungkin,Aku rasa mereka selalu mengalami "keputegkan" atau sebut saja "kebajangan" dalam setiap lembar takdirnya. Aku rasa begitu.
Juga seperti yang menulis hahahaaa πŸ˜„πŸ˜πŸ˜„πŸ˜ƒ☺😊 fakkkk tenan nek iki Dek... Wis ahh... lanjut, ndak keburu ngantuk koe mblo !!!
Ok. Lanjut gan !!!

Masih tentangmu "Dek" (gadis desa kelir)

Kali ini aku sengaja menyertakan kata 'Kelir' karena "Dek" memang berasal dari sebuah desa, bahkan dusun yang berada di pegunungan atau gunung kelir.
Desa itu bernama 'JURANG' yang bersebelahan dengan desa atau dusun wonokasihan, dan "Dek" adalah keturunan dari kaum terdahulu yang selama ini sangat tersohor se kecamatan, bahkan sejagat raya, ia adalah Hawa atau istri dari Nabi kita Adam a.s. πŸ˜ƒπŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜Š hhhelehh..

Terkadang aku hanya ingin tersenyum sendiri ketika aku tak bisa untuk mengerti tentang arti semua ini ! Dan biarkan jomblo ini mati dan tak bisa lagi berimajinasi !
Hahaa fakkkk untuk yang kesekian kali lik..
damai wae lik, tenan, aku wedi haaaha πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„ Akhire kesuen mbawen koe mblo. Hhaahaa 😁 oke, nek saiki lanjut tenan lik.
Langsung wae..
Woconen dewe mblo, rasah ngajak koncone!!! Heee

( Episode II )

Dulu, aku selalu membayangkan hal ini jika akhirnya kau tak akan pernah bisa membuatku kehabisan kata, kehabisan suara.
Sebelum kamu masih terlihat seperti gadis biasa di mataku, ketika aku yakin tak akan bingung saat aku mencoba memilih nama samaran untukmu.
Namun setelahnya aku pun menyadari jika segala sesuatu pasti akan berubah.
Seperti kumis ini yang ku biarkan tumbuh seiring berjalannya waktu, ia akan memanjang, tebal lalu aku akan terlihat lebih dewasa, terlihat lebih macho hahaaa 😁 dan tentu banyak orang yang akan memanggilku Pak, Om, atau..apalah itu.
Dan aku menikmatinya, walaupun aku harus lebih siap jika akhirnya aku harus terlihat lebih tua..
Pancen wis tuo koe ki kang hee πŸ˜πŸ˜„ !!!
Di lihat dari teman sebrayatanmu yang kebanyakan sudah pada rabi. Hehee 😌 asline sangat menyakitkan mblo nek krungu kata rabi, mantu opolah kui. tenan mblo, aku loro batin, sak estu, ojo mbok baleni yo, ndak edan!!! Wkkkww fakkkk meneh yo mblo !!!!
Tapi, sudahlah.. kau memang harus lebih sabar dan harus lebih banyak berdoa untuk menghadapi cobaan kejombloanmu ini.
Kenyataan memang seperti itu mblo, jadi biasakanlah. Eh, tapi nk jomblo ojo di biasakke ding mengko ndak kasep, kasep bongko haahaa 😁😜
Dan mestinya kau juga harus tetap yakin ya mblo jika jodhomu semoga belum mati !!! Haahwh πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜”πŸ˜. Harus ping piro aku kudu nulis faakkkk yo mblo ? πŸ˜„ kecu tenan kok!

Kembali ke persoalan, Untuk "Dek" yang dari tadi sengaja tak ku sebut nama aslinya.
Seperti yang ku tau saat ini jika akhirnya menjadi awal yang indah ketika kau tumbuh dewasa, tumbuh menjadi gadis pintar saat aku tau jika kau memutuskan untuk memilih bersekolah di jurusan Akper, Akbid atau apalah itu, hanya saja aku yang belum terlalu dalam mengenalmu.
Mungkin akan ku tanyakan pada temanmu lain waktu.πŸ˜„
Dek.. ngerti rak ?? aku sangat bangga denganmu, bangga mengenalmu, walau masih terlalu dangkal, dan yang ku kenal tak pernah tau bagaimana aku ingin mengenalmu lebih dalam, mendasar mungkin lebih dari itu. (Ciee..jero nieye hahay)😊
Memang akan sedikit sakit Dek, namun bisa lebih dari itu jika memang kau tak ingin mengenalku.. Hanya butuh waktu lebih untuk berpikir lalu mengatakannya, seperti yang pernah ku tau, Lukamu tak akan pernah bisa sembuh jika kau sendiri tak pernah mau untuk mengobatinya !!! Mungkin seperti itu kalimat singkatnya, dan kau harus mencobanya atau kau bisa memilih bisu, dungu dan suatu saat kau akan menyesali semua ! Jika memang kau tak pernah mampu memilih dan ketika kau harus tetap pada menunggu.
Aku yakin, barangkali suatu saat waktu bisa saja menghentikanya meski tetap saja membekas !!! Memang, ada kalanya luka akan bisa sembuh seiring berjalanya waktu.
Begitupun aku Dek, ada kalanya aku harus menceritakan tentangmu tanpa harus kau tau Menceritakanmu dalam goresan yang juga sebenarnya tak pernah ku tau, yang mungkin akan berlalu ketika aku dan kamu tak bisa bersatu. Namun semua ini ku lakukan hanya agar aku bisa melewati banyak waktu lebih bersamamu saat mustahil untuk bertemu ragamu.
Jika mungkin kau tak akan pernah setuju, biarkan aku memelukmu, biarkan aku mencumbuimu meski hanya bayangmu...huuuuuus..na, helehhhhh mblo sadar mbloπŸ˜ŠπŸ˜πŸ˜„
Ya Alloh... Apakah yang telah ku perbuat ?
Aku baru saja berkata doa, atau berkata dosa? Ampuni kaliem ya alloh.. Aminn..
Jangan lupa berdoa mblo, biar kuat menghadapi bayang-bayang dan kenyataan..☺☺☺

Hingga saat ini Dek, bayangmu masih saja dekat di hadapku, begitu sangat dekat saat aku mulai memejamkan mata.
wajah yang begitu mempesona dan terlihat dewasa, membuat rasa ini lebih dari yang ku tau, bayangmu menghiasi malamku hingga aku berpikir untuk memilikimu. helehhh...πŸ˜ŠπŸ˜„
Membayangkanmu memang begitu indah Dek, andai saja saat ini kau di sampingku, menemaniku menanti pagi, berdua melewati batas malam dan.. Ahh, sudahlah.. itu semua hanya anganku yang selalu konyol.
Harusnya aku lebih menyadari jika aku hanya seorang pengecut yang tak pernah tau tentang arti semua ini..


                                   Bersambung II...

Dek... Kau tak perlu untuk memahami semua, dan kau tak harus mengerti semua.
Karena jika kau mencoba untuk memahami semua, maka aku harus lebih bisa untuk berkaca, bercermin, melihat, memandang, mendengar.
Atau barangkali aku harus lebih banyak belajar, berfikir, merenung, berdoa, dan bertanya mengapa hingga saat ini aku masih belum bisa berhenti memikirkanmu. πŸ˜‰πŸ˜˜

Ceritane uwis sik yo Dek.
Sesuk meneh, lanjut Episode III.
Aku ngantuk tenan nek saiki...πŸ˜”
Akhir kata;

1. Selamat tidur Dek, semoga tidurmu nyenyak, mimpi yang indah dan semoga hari esokmu menyenangkan. Salam 😁☺☺πŸ˜„πŸ˜‰

2. Selamat tidur ya mblo, selamat bermimpi tentang keajaiban dunia dan akhirat.
aku tau kok mimpimu selalu buruk mblo, maka akan ku pikirkan esok hari, apa istilah yang tepat untuk seorang sepertimu, eh..sepertiku juga 😁

Eh.. Lali Dek, selamat ulang tahun yaa..
kebetulan hari ini dimana kamu di lahirkan kan? πŸ˜ƒ Semoga selalu sehat, tambah cakep ,tambah cantik,tambah pintar dan tambah semuanya yaa..πŸ˜πŸ˜˜πŸ˜‰ Semoga juga doa ku terkabul. Aminn.. 😘












kamar 07/03/2016 02:49 pagi itu






DUAPULUHLIMATAHUN ( April )

Duapuluh lima tahun,
Adalah waktu Adalah detik
Adalah menit yang subur yang gersang.
Duapuluh lima tahun,
Adalah nyawa Adalah manusia
Adalah hidup yang terhidupi yang menghidupi yang pergi.
Duapuluh lima tahun,
Adalah rasa Adalah luka
Yang bersuka yang berduka yang menganga yang tersisa.
Duapuluh lima tahun,
Adalah penyakit Adalah sakit
Yang terjangkit yang terhimpit yang menjerit. Duapuluh lima tahun,
Adalah pedih Adalah perih Yang menangis yang bersanding yang tersisih.
Duapuluh lima tahun,
Adalah jalan Adalah terjal
Pilih persimpangan yang dua jalan yang menyimpang yang terlupakan.
Duapuluh lima tahun,
Adalah rotasi Adalah berputar Adalah melayani yang membagi yang memberi yang tertinggal. Duapuluh lima tahun,
Adalah tumpul Adalah buntu
Yang tersesat yang terlaknat yang terberat yang neraka dan neraka yang surga.
Duapuluh lima tahun,
Adalah malam Adalah diam
Yang gelap yang pekat yang sepi yang sendiri. Duapuluh lima tahun,
Adalah batu Adalah rapuh
Yang kejam yang keji yang akan mati.
Duapuluh lima tahun,
Adalah aku Adalah umurku.
























Jurang, April 2016

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...