Semoga malam ini kau terlelap dalam senyap
Seperti aku yang menanti penuh harap.
Dengan doa yang selalu ku panjatkan pada sekian banyak malam, yang telah terkabulkan, barangkai yang tak pernah sampai.
Aku hanya bisa berharap.
Semoga malam mu penuh mimpi
Perihal hati ini yang belum terisi.
Pada keyakinan, aku selalu berharap agar kita bertemu dalam mimpi, sekedar saling menatap atau saling mendekap.
Soal dingin ini, biarlah aku yang menanggung sendiri.
Semoga esok mentari menyambutmu penuh arti
Ada yang masih merasa sendiri; Aku.
Aku harus belajar mengerti, pada malam yang memandangku diam, pada gelap yang belum siap terlelap.
Barangkali pada kata yang belum siap ku ucap. Padamu, pada hati yang belum ku mengerti.
Aku berharap semoga malam ini kau memang sudah tertidur.
Sebagaimana pikiranku yang masih nglantur
Aku hanya sedang menghibur diri.
Bersyukur serta berdoa untuk mu yang belum aku pahami.
Berusaha mendamaikan diri dengan cara yang sederhana, menyendiri atau berteman sepi.
Semoga terwujud, bersama dingin malam, bersama hitam awan.
Aku hanya bisa berharap pada alam, mengharapkan sesuatu yang masih terpendam.
Pada malam ini, pada malam yang sunyi, pada hati yang sepi, agar malam ku penuh arti.
Meski aku tak bisa menjumpai mu dalam kata, tak mungkin menemui mu dalam aksara.
Tapi kau selalu hadir dalam setiap malamku, dan menjelang hilang ketika pagi tiba. -sudahlah, ini terlalu dingin untuk ku.
Soal waktu aku memang tak pernah curiga, ia selalu bahagia melihatku bahagia, -semoga kepadamu juga. Mungkin ia hanya terlalu sering bercada, kenapa malam selalu pagi untuk ku rindukan
kenapa terang terlalu lama untuk ku tinggalkan.
Aku tak pernah benar-benar mampu melawanmu,
-lain hal jika bersamamu, mungkin kalimat syahdu yang akan ku rangkum merdu di sini.
Apalagi menerka rasa yang masih begitu rahasia.
Aku tak pernah mampu.
Mungkin memang benar, kenyataanya waktu selalu punya cara yang istimewa, selalu punya cara tersendiri pada hati yang sepi. -aku tentu.
" Terimakasih waktu..
Kau biarkan hati menanti harap
Pada lain hati yang belum ku mengerti
Pada malam-malam penuh sepi
Aku tak pernah ragu padamu
Menemanimu dalam rindu membeku
Atau mengantarmu dalam kesendirian
Terimakasih waktu..
Kau biarkan aku menunggu kabar tak pasti
Perihal rasa yang masih begitu rahasia
Tentang jiwa-jiwa yang begitu merasa
Padanya aku tiba-tiba ragu
Pada jawaban-jawaban yang beku
Mungkin rasa yang terlalu lugu
Terimakasih waktu..
Terlalu banyak kenangan tentangmu
Tentang diriku yang selalu mengeluh
Tentang harapan-harapan yang penuh peluh
Aku berusaha menjadi biasa
Dalam kenyamanan-kenyamanan yang nyata
Hingga aku terlelap penuh harap"
Maaf tentang semua perasaan yang
telah ada secara rahasia, aku masih begitu ragu.
Aku tak pernah pura-pura.
Aku merasakannya.
Bukan secara tiba-tiba, ia perlahan menjadi rindu menjadi resah gelisah, lalu perlahan ia menyiksa.
Aku hanya berharap, suatu saat aku akan bicara.
Kamu menjawab, -mungkin jawaban yang mengharuskannya menjadi lucu.
Maka, biarkan aku menyampaikannya secara diam-diam melalui kata, menyampaikan semua demi sebuah keraguan, untukmu, juga untuk malam yang terlalu peduli kepadaku. -terimakasih telah membuatku mengerti tentang arti kesendirian, tentang arti memendam rasa sendiri.
malam, kau terlalu baik untuk menjadi gelap.
malam, kau terlalu baik untuk menjadi gelap.
Dan tentang foto itu, aku selalu berusaha mencari makna, mencari arti di dalamnya, tentang mata yang menatapku teduh secara diam-diam, tentang senyum indah bibirmu, dan tentang wajah ayumu.
-aku selalu mengira, kalau kau tiba-tiba saja di hadapku malam ini. Biarlah, biarkan aku menjadi orang paling khayal untuk malam ini saja. -memang tak ada kalimat lain sepertinya.
Aku selalu suka dengan caramu menatap, dengan caramu tersenyum.
Sempurna.
Sosok pribadi penuh kenyamanan.
Sosok berjilbab yang selalu membuatku tersenyum tanpa sebab.
Saat ini, aku masih saja memandangmu, pada salah satu foto terbaikmu, foto yang penuh pesan tersimpan, kesan pertama adalah tersenyum nyaman memandangmu.
Meski hanya sebuah gambar yang akan semakin pudar.
Tetapi aku yakin, pencipta semesta telah berencana hingga suatu nanti pada akhirnya akan tiba.
Aku hanya bisa berharap, Aku hanya bisa berusaha, menerka-nerka rasa secara rahasia, selebihnya berdo'a agar semua akan baik-baik saja ketika semua keyakinan itu tiba-tiba hilang.
Lendoh, 14 Nov 16


Tidak ada komentar:
Posting Komentar