Rabu

Memisah Resah
















Sebab hujan tak pernah meminta agar segera reda

Maka terang tak melulu soal sesiapa yang menang

Dan kalah bukan barang tentu telah menyerah

Bantulah agar segera berbenah, berusaha untuk berubah kemudian kembalilah pada titik di mana sebuah masalah akan baik baik saja

Barangkali menghentikan peperangan lebih baik ketimbang mengadu domba memproduksi bermacam luka.

Memikul beban yang rentan dengan segala persoalan, jauh lebih berkesan daripada membenci menimbulkan banyak sakit hati.

Anggap saja kemarin hanyalah kabut di pagi hari, sebentar tersinari mentari, menghilang terganti terang.

Bantulah untuk terus berusaha tersenyum ceria, sebab air mata tak kan mungkin bisa menghapus luka, barangkali hanya bisa memisah resah, membasuh kenang yang tak kunjung menghilang.

Kini hujan telah pergi, menyisakan dingin sejuk sebuah sesal yang memenggal

Mentari telah datang membawa terang, membawa sebagian rasa yang pernah hilang

Kabar yang tersampai telah memeluk hangat tubuh ringkih yang lusuh

Memberikan secercah semangat, mencerahkan hidup yang telah redup

Barangkali jawaban telah sampai kepada hati yang pernah tinggal

Tentang persoalan yang menghasilkan upaya perbaikan akal serta pikiran

Tentang bagaimana cara untuk tetap memilih angan memilah sebuah harapan

Sebagai ungkapan pasti yang tak akan terganti tak mungkin terbeli

Telah merasa cukup meski hidup adalah penyesalan, adalah tentang pemulihan

Pertanyaan telah cukup terjawab dengan jelas meski bayang bayang belum sepenuhnya menghilang

Meski kata kata hanya soal melegakan hati yang terluka

Maka sembuhkanlah dengan lapang dada obati dengan senang hati

Upayakan demi suatu harapan meneruskan hidup

Teruslah berjalan meski jejak jejak tak pernah seirama dengan detak

Dan detik akan terus berputar sekalipun jantung kehilangan angan

Tetaplah berbenah demi menjemput sebuah kemenangan

Agar hidup tetaplah hidup, barangkali mati bukan persoalan sakit hati

Sedalam ini, kesedihan telah perlahan pergi menjauh, pelan jauh menghilang

Mengarungi setiap hati yang rindu dengan kejamnya masa lalu

Menembus dinding dinding rasa yang sejatinya pernah teluka

Penyesalan, kekecewaan, kebencian telah menemukan peluk kehangatan

Menemukan sebuah harapan yang tersimpan di waktu silam

Semoga bisa mengobati sebagian luka menjemput menemukan tawa







Semarang, Maret 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...