Jumat

Kemarau lll


 Kemarau tak pernah meminta hujan tiba

Ia tak pernah berharap basah di antara resah daun gugur

Dan ranggas pepohonan ranting ranting yang patah oleh angin

Dan debu debu serta deru deru suara gemuruh rindu

Hati ia tak pernah menangis di pagi atau malam tiba

Hanya ilalang dan rumput rumput kecil yang menggigil di sepertiga malam

Rindang pepohonan yang hilang di serbu kemarau

Daun daun yang kuning dan terpaan salam di ujung jalan

Tak henti henti memberi kabar; bahwa hujan belum tiba

Tak' apa meski laut masih tenang dengan sejuta gelombang

Meski tanah basah tak membuat hati tetap singgah

Dan kabar ini telah sampai kepada seseorang di seberang sana

Memberitahu jika kemarau akan masih berjalan memberi harapan

Kemarau dan rindu akan segera bertemu pada jingga sore

Bersama menikmati detik detik dan detak detak jantung sebelum pekat

Kemarau tak juga meminta gelap tiba

Hanya sekadar gulita dan pulas menikmati mimpi mimpi

Sementara pagi tetap menunggu datangnya mentari

Bersiap menghangatkan seluruh dingin kehidupan

Memberikan senyum cerah melayani sepenuh hati

Dan panas terik berteriak mengeringkan segala basah

Yang menjadikan sore adalah sebuah anugerah

Kemarau hanya berharap agar jingga tak segera berlalu

Agar rindu akan segera menceritakan masa lalu













Jurang, Juli 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...