Dengar, bunyi bunyi itu telah memekakkan telinga kita
Bunyi yang bebas berulah menghancurkan seluruh masalah
Soal soal yang sebelumnya belum pernah terjawab
Pertanyaan yang pernah gagal dalam menyatakan persoalan
Kini telah ada di hadapan kita
Mari dengarkan demi sebuah kenangan
Nikmati rasa nyeri sekujur hati
Genggamlah tangan kita, rasakan perihnya luka
Tak terasa duabelas tahun telah berlalu
Tak henti henti menertawakan sebuah kisah yang salah
Adalah tentang pulang, tentang sebuah pinangan
Tentang menggabungkan dua kepedihan
Sepasang lara yang terlanjur hancur melebur
Rasa yang buruk membuat hidup semakin remuk
Ketidaknormalan perasaan dan setumpuk persoalan
Lambaian tangan dan langkah kaki yang kalah
Terus menjadi beban cobaan yang menyedihkan
Berlomba berjuang berharap untuk terus menetap
Dan akhir yang telah awal takdir yang terukir gagal
Penyesalan menyesal menikam dan menyimpan dendam
Kekecewaan meradang menyayat perih merintih
Segala trauma dan seluruh batin yang luka
Kebencian mengembalikan seluruh angan menggores harapan
Rintih tangis getir yang terus mengalir
Membius kesadaran membungkam kesakitan
Selamat untuk sang pemenang
Salam hangat untuk sang pecundang
Perjuangan telah selesai dengan penyesalan mendalam
Pengorbanan yang gagal dengan teriakan sesal meradang
Perlawanan telah mundur dan hancur kemudian melebur
Kebencian hanya menyisakan perihnya luka di jiwa
Upaya mengobati batin yang lama tersiska
Tak pernah selesai walau gagal telah terpenggal
Tak pernah sembuh meski bekas sering kali di bilas
Semarang, 22.02.2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar