Jumat

Terima Kasih 2


Bahwa di dalam sana ada yang lebih parah, dasar hati namanya. Ia tak terlihat, ia hanya bisa di rasakan, jika tumpukan luka masih saja mengendap, menjadi beban, bergemuruh, perih.
Jika mungkin suatu saat kau temukan aku bersedih, percayalah itu adalah sakit yang paling dalam karenamu, sebab kau tak lagi jadi rumahku untuk berpulang, tak pernah lagi jadi tempatku berkeluh, kau telah berubah menjadi sibuk untuk melupakanku, sedang jasadku masih sibuk menyembuhkan dada yang sesak, masih sibuk menyembuhkan sayatan demi sayatan, badai, dan apapun yang membuat perih jasad ini.

Aku bersumpah demi setiap perih yang terlanjur membusuk, demi semua waktu yang telah berlalu, akan ku kubur dalam-dalam bahwa luka darimu adalah abadi.
Rindu kini telah menjadi beku, menjadi keras, menjadi batu.
Setiap detik yang ku lalui adalah sakit, kau tau? Dan melupakan kita adalah seperti menambahkan tikaman pisau baru di jantungku, sedang perasaanku masih tak pernah berubah, aku mengasihimu.

Kini, ku pahami setiap jengkal jarak yang pernah terlewati, mencoba mengerti arti sebuah perjalanan yang tak pernah sampai pada harapan.
Kepergianmu menyisakan banyak kesedihan, menyisakan ribuan luka yang tak sempat kau lihat, kau sungguh tak perduli, seperti pertama kali saat kau dan aku belum jadi siapa-siapa.
Terima kasih



































Feb 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...