Ketika kau butuh seseorang dan tak ada satupun yang datang, mengeluhlah ah, mereka memang tak lebih perduli ketimbang mencaci, berpurapura empati. silahkan berdoa sepuasnya biar Tuhan kabulkan permohonan kebencian kalian. Semuanya sudah sedih melihat jalan-jalan ramai pinggiran sampah, pohon-pohon yang diam tersumpal dendam, asap solar dan serangkaian bau busuk umpatan para pemarah.
Di sini, di suatu pegunungan, tempatku belajar tentang marah, tentang kesedihan, tentang ketakutan akan hukuman yang menanti, menggigil, berkeringat, sekarat dan tentang kebahagian yang pernah ku lalui walau hanya menjelma sebagai angin, sebagian berterbangan ke antah berantah, entah.
Aku memang keterlaluan, berpikir buruk, selalu tidak perduli pada katakata yang ku tulis, pada omongan omongan tetangga masa kini yang lebih sakit bila kau makan tanpa kau masak dulu, tapi di sini bukan kebencian yang ku maksud, juga bukan tentang kemarahan yang selalu ku pendam indah lalu akan tumpah di kemudian saat.
Telah sejak lama beban ini mengumpul, bersabar mengepal berarak abuabu dalam anganangan, kalian dan mereka sama, tetap pada kenyataan yang sangat pahit, menelan mentah sakit, luka perih yang lama sembuh, jiwajiwa yang kedap mengendap amarah, teriris perih merintih lirih.
Lalu di kemudian hari yang sangat sepi, rintikrintik tangis malam hari, Aku sedih melihat awanawan berjalan menjatuhkan air yang ku kira asin, mata air yang telah lama tumpah.
Namun, tak lama semuanya tibatiba berhenti, senyap kemudian, menjadi air mata.
Ada apa yang terjadi? Merenung menjadi jalan asing menuju rumah duka, Menjemput harapanharapan yang sedang ku rapikan sendiri.
Jantung, dan paruparu yang lemah, semakin lelah. Poripori, keringat, gumpalan masamasa indah yang terlalu sedih, serta langkahlangkah yang melenggang lunglai, semua masih milik ku, masih milikmu. Mana yang lebih sibuk mengenang?
Di sini, aku masih sibuk merenung, masih berharap pada ketidakpastian yang entah akan pasti atau tidak, aku tidak akan perduli pada apa yang akan aku dapat, sakit atau sedih, samasama rasa. Aku akan tetap merawatnya dengan baik.
Sebuah kisah, 5^6^19