Sabtu

MEMANG !!!


Memang, keberadaanku di sini tak pernah aku mengerti.
Seperti gelas kaca tanpa warna yang terisi air jernih,nampak sesekali kedip mata perhatian, lalu terlihat kosong.
Setiap saat aku benci tempat ini malah terlihat sederhana, di mana kebencian itu merubahnya menjadi sesuatu yang istimewa, setara dengan spesial yang berada dalam lingkar metafora.

Memang, aku di sini, di tempat ini bukan karena keinginanku.
Di bumi ini aku terlahir dan aku harus menanggung semua jalan takdir yang telah terukir getir.
Aku sama dengan kebanyakkan manusia, hanya saja ada sedikit yang membedakan aku pada sisi pandangan ketidakwarasan.

Memang, mungkin aku kurang bersyukur,
Bahwa hidup adalah tentang rentetan caci maki para pemarah.
Aku berusaha berdamai dengan kehidupan, agar otak ini tak terlalu keberatan memikirkan dunia yang penuh dengan kejamnya alam.

Memang, aku keterlaluan.























Jurang, 16


PILIHAN


Terkadang aku tidak percaya tentang semua ini, tentang kehidupan, bahkan apapun.
Pada kenyataanya tidak banyak pilihan.
Tak lebih dari satu yang sengaja di tinggalkan, selebihnya tidak di pilih.
Ini sama halnya dengan omong kosong atau kalimat nihil yang ku temui di hasil akhir.
Dan akhirnya hanya satu dari beberapa yang aku anggap serius, namun tak menjadikan apa-apa
malah terlihat seperti satire pada bertanya?
Adakah yang lebih baik dari Tuhan?
Setanpun selalu mempertanyakan hal itu.
sekalipun aku berbicara serius maka hasilnya adalah nol
Entahlah..
Sama sekali tak terisi.
Hampa, mungkin nihil atau kosong lebih tepat.
Apakah juga aku harus selalu bertanya?
Tentang ini, tentang itu, tentang surga yang kerap sekali di pertanyakan?
Mungkin juga neraka? Bahkan setan yang selalu di tentang benar?
Ini seperti memeluk keyakinan dengan keterpaksaan.
Bodoh sia-sia.
Bagiku segala kepercayaan adalah proses, menunggu keberanian melalui cara orang dungu.
Semoga Tuhanmu tidak begitu.
Entahlah, untuk menjadi serius itu memang lebih sulit, sesulit membalikan telapak tangan dengan rasa percaya.



















Makasar, 13

Rabu

DEK (NA)MA SAMARAN EPISODE III

Hay, Selamat malam semuahh?
Salam resah yaa.. 😁

Oke. Bismillah..

Episode III

Setelah pertemuan yang sesingkat itu. -singkat padat dan gaje. rasanya telah cukup lama kita tak pernah saling bertemu. tak pernah saling sapa, apalagi saling merindu.
Merindu? Hahay -mungkin hanya aku yang terlalu merasa. Barangkali memaksa πŸ˜„.
Kau yang sibuk dengan urusanmu, sekolahmu, cita citamu dan apalah itu aku tak pernah tau.
Aku harap memang begitu.
Mungkin aku yang tak sengaja menyembunyikan diri, lebih tepatnya sibuk menyendiri, seorang diri, terkadang berusaha mencipta elegi dengan sepenuh hati lalu bernyanyi sendiri.-lagi -tanpa arti, tanpa bisa ku pahami.πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜„
Entahlah.. aku merasa jika aku memang tak pernah punya kesibukkan beberapa bulan ini.
Atau, sebut saja aku selalu di sibukkan dengan kesendirian.
Lebih tepatnya pura-pura sibuk. -aku memang sengaja mengulang ngulang kata agar bisa di kenang ketika hati mulai bimbang. hee 😊😝

Alhasil kita jarang bertemu, apalagi bertatap muka.
Pernah sih sesekali kita bertemu itu pun hanya papasan, kau naik motor dan sebaliknya, maka tak aneh jika hanya suara klakson motor yang saling sapa dan sedikit senyum darimu -yang aku takut untuk mengartikannya, yang hanya pura-pura atau memang nyata.
Aku rasa kau memang murah senyum dek. - Lha wong mrengut saja kau tetap cantik kok !!! Dan tentu lebih dari anggun.. Heehe πŸ˜‰ -apa aku mulai berlebihan dek? tidak? bukan? -yang aku tau, aku berharap lebih. Bukan berlebihan maksudku.

Ini akan menjadi sejarah konyol dalam hidupku. Jarang bertemu, apalagi mengetahui kabar.
Tau keseharianmu saja tidak. -hanya harapan yang lebih, hanya angan yang terpendam.
Dan tiba-tiba aku akan menceritakan sesuatu tentangmu? -Ah sesuatu yang aneh terjadi padaku. πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜Š☺πŸ˜„πŸ˜ͺ agaknya. Awahhaha
Kamu tau kenapa aku tiba-tiba sebegitu anehnya?
-Atau anggap saja aku pura-pura aneh..
ya, aku memang aneh. lebih tepatnya sangat buruk.
Barangkali "Gaje" katamu waktu itu. 😁
Iya, karena meceritakanmu dalam beberapa tulisan itu sangat membuatku nyaman, tentram serta damai sejahtera sentosa πŸ˜„ opo toh yo yo. πŸ˜šπŸ˜„πŸ˜ƒπŸ˜
yang kelak, mungkin akan ku jadikan kenangan.
-tentunya termasuk kamu di dalamnya Hwalahh.. πŸ˜ŠπŸ˜‰πŸ˜
Kalau kau tak pernah setuju biarlah aku sendiri yang akan mengenang.
Untuk kamu, aku sempat ragu.
Entah, ini akan menjadi kenangan indah atau buruk sekalipun.
Aku tak pernah benar-benar perduli tentang judulnya nanti, apalagi tentang caraku bercerita, tentang caraku berkata. -terlalu ngawur -gak jelas -atau opolah kui, aku hanya ingin seperti ini, seperti Episode I, II yang pernah aku ceritakan sebelumnya.
Meskipun semuanya hanya sebuah cerita yang penuh rekayasa, penuh rasa, dan juga banyak yang nyata menurutku. -ada yang tiba-tiba memaksa 😁
Biarlah, itu juga memakai rasa. πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜‰

Saat ini aku akan berusaha belajar mengarang cerita, belajar mencipta kisah dan belajar menjadi perasa, -kemungkinan yang aku semogakan. Ciehhhheyhey perasa ??? Gile kali kau ndro πŸ˜„πŸ˜­
yang kemungkinan juga tak seindah cerita masa kemarin, barangkali tak akan lucu -yang aku rasa perlu, permasalahannya adalah akan lebih buruk atau sebaliknya.
Aku akan lebih sepakat dengan yang sebaliknya.
Sebuah cerita yang begitu aneh, gak jelas, namun aku menuliskanya dengan penuh keseriussan lohh.. -tentu dengan perasaan yang sungguh menyeluruh. NjirryeahhhaπŸ˜„πŸ˜‰
Aku rasa ini adalah fiksi yang nonfiksi hehee piye kui maksudte? Tenan ning ora tenan πŸ˜„ opo ora tenan ning tenan. Ah, podho wae..sak karepe meh mileh ndi. 😁☺πŸ˜„

Ceritanya saja belum di mulai, kok sudah merasa jika ini fiksi ? Ini nonfiksi ? Fiksi yang nyata belaka, nonfiksi yang bohong belaka. -di balik biar tidak gosong. 😱😨😳😝😊☺
Sudah jelas sekali, kali ini aku begitu sangat ngawur yang terlalu dalam, seperti jurang tanpa dasar..Hahehahe 😁.

Sebelumnya aku ingin menyapamu sekaligus meminta maaf jika ini adalah kesalahan besar menurutmu.-aku tidak mengharapkan kamu setuju tentang ini.
Hey, Kamu apa kabar Dek ? Semoga sehat selalu ya.
Aku di sini selalu berdoa buat kamu kok.
Meski kita jarang bertemu.πŸ˜³πŸ˜”πŸ˜¨ -ya alloh menyedihkan sekali ya vrohh aku iniπŸ˜­πŸ˜‚
Berdoa agar kamu selalu sehat, bahagia, tambah pintar, tambah cakep dan selebihnya itu biarkan aku dan Tuhan yang tahu.. -saat ini aku berusaha peduli pada selebihnya. πŸ‘ mantap jaya bung!!! Semoga.
Karena memang di dunia ini terlalu banyak rahasia yang lebih mulia dari semua hal apapun yang belum pernah kita rasa.
Oke ! Semoga kelak tulisan ini akan abadi.
Terlebih rasa ini, rasa yang masih terlalu dini yang kemungkinan belum aku mengerti. πŸ˜žπŸ˜ŠπŸ˜πŸ˜’
Ah, sial.. Aku mulai bicara soal rasa!
Aku malu mengakuinya, aku hanya takut salah menerka. Aku rasa aku mulai gila dek!!!😒πŸ˜ͺπŸ˜’
Tapi biarlah, karena hidup ini memang perkara rasa
yang tiap detiknya kita harus memakainya.
Biarlah juga, sebab menggilaimu adalah kewarasanku dalam setiap malam.
Aku juga sadar, ini adalah keadaan yang wajar.
Maka, biarkan aku belajar memahami semua rasa yang datang dengan mesra, yang menggetarkan dada serta yang mungkin datang secara tiba-tiba.
Uhukuhuk ihikihikk cieeyhπŸ˜πŸ˜πŸ˜„πŸ˜–

Dek, kali ini aku benar-benar tidak bisa berbuat apa, melakukan hal apa dan bagaimana, mungkin aku akan segera berpikir lalu berusaha berdo'a meyakinkan jika kau telah membaca cerita pertama kita, -kita? -mungkin hanya aku saja yang terlalu banyak merasa. Biarlah. -aku tak pernah benar-benar setuju tentang pendapatmu waktu itu.
Aku mulai serius. 😏
"Gaje" aku rasa itu juga pendapat yang terlalu serius. πŸ˜πŸ‘-hee semoga tidak datang dua kali.
Entah waktu itu kau membacanya atau tidak, aku tak pernah benar-benar tau. Itu hanya perkara waktu yang suatu saat kau mungkin juga akan setuju. Aku harap di episode ini juga.
-sudahlah manusia memang hanya bisa berharap, terlebih mengharapkanmu. πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜πŸ˜žπŸ˜­πŸ˜£πŸ˜”


"Bila setiap detik adalah berputar, maka mengejar akan menjadi menit pada setiap titik.
Mencipta lalu merubah jam hingga menjadi waktu, aku berusaha tergesa gesa, tiba tiba menjadi angka satu hingga selebihnya.
Menanti kedatanganmu melewatiku setiap menitmu.
Menerka nerka agar kau juga tetap merasa.
Lalu waktu juga pura-pura ikut merasa.
Pada hati yang sedang terluka, pada luka yang kian menganga.
Maka, aku akan mencoba membuat kisah, dengan hati yang resah.
Berusaha melangkah dengan hati yang patah.
Bersusah sunguh dengan jiwa yang rapuh.
Hingga suatu hari nanti tak akan ada lagi hati yang menanti sebagai sepi.
Hingga suatu hari nanti tak akan ada lagi cerita penuh luka."

Hehe, puisi tak banyak makna yang pernah ku cipta secara tiba-tiba. untukku, untukmu, untuk semua kata yang pernah tercipta. Dan sebagian telah pergi bersama luka. Mungkin tak akan kembali.

Apakah kau merasa?
ataukah aku yang terlalu memaksa?
Aku tak mengerti kenapa aku tiba tiba menjadi begitu perasa. -rasa yang hanya sementara, juga yang mungkin akan sirna. 😳😳πŸ˜ͺ
Tapi memang, kenyataan memang akan selalu berjalan, pada hati hati yang penuh seni, pada jiwa jiwa yang penuh rasa.
Aku juga sadar, pada apa yang pernah membuatku terkapar lalu aku pura pura tegar, begitu saja.
Tanpa kabar pasti, hanya rindu menanti, tanpamu aku seperti mati. -berlebihan ke dua kali. 😁☺πŸ˜‚πŸ˜˜ aku sehat ??? πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜’

Oke. Kembali ke permasalahan, kembali ke Dek (na)ma samaran. -samar samar menyamankan.😁
Aku selalu suka dengan caramu berpose alami, mungkin akan lebih cakep jika di sebut natural.
Secara, hampir semua fotomu terunggah tanpa edit. -tak seperti punyaku, semuanya berlebihan, mengingat mukaku yang standar menengah ke bawah. 😨😣😞
Tentang foto foto mu yang hampir 400 kiriman pada salah satu akun media sosialmu. Jujur saja, aku bahkan menghidupkan pemberitahuan kiriman pada salah satu akunmu.
Agar aku selalu bisa menjadi nomor satu yang melihat fotomu, -meski aku tak pernah memberi kamu tanda "like". Maaf tiba tiba aku lebih suka menjadi agen rasa rahasia ketika menatap mata coklatmu.-sangat indah tentunya, meski hanya foto pada layar kaca, foto yang kerap kali penuh tawa. Aku bisa saja menghidupkanmu dengan cara mengajakmu bicara, memelukmu atau sekedar mencium keningmu. -Ah, aku tak waras memang.
Kenapa aku sering suka mengkhayal dek ? πŸ˜±πŸ˜‚πŸ˜­πŸ˜ž aku waras??? πŸ˜„πŸ˜­πŸ˜œπŸ˜πŸ˜œπŸ˜
Mungkin lebih baik, jika aku harus menemuimu lalu memelukmu tiba tiba, dan pulang dengan pipi merah memar bekas tamparan tanganmu. πŸ‘ŠπŸ˜
Aku tak mau itu terjadi. -lagipula aku belum berani menemui ragamu, belum waktunya menatap nyata mata coklatmu untuk saat ini. Kecuali pertemuan-pertemuan tak sengaja, meskipun juga, itu adalah sebuah rencanaNya. Sementara ini, aku hanya berani menemuimu di sini, di dalam kata, pada coretan belaka. Yeess 😁😚😜πŸ˜₯.

Kekinian tak menjadikanmu selalu mengikutinya. -itu hanya soal waktu, yang akan segera berlalu, tapi aku ragu, itu memang caramu atau mungkin kau memang masih begitu lugu. kau terlalu polos memang.
Sudahlah.. aku mengakuinya jika kau memang selalu sempurna. πŸ˜ƒπŸ˜„πŸ‘
selalu tampil menawan penuh kedewasaan.
Kenyataannya banyak yang memuji memuja.
Kecuali aku yang kerap kali ragu.
Kecuali aku yang kerap kali bisu.
Kecuali aku yang hanya bisa merindu.

Kau yang penah menjadi bagian kenangan bersamaku dalam sebuah cerita sederhana.
Kau yang pernah memaksaku untuk terus berusaha menerka rasa.
Menunggu harapan-harapan yang belum siap terwujud.
Perkara hati memang harus aku ikuti, sebab perkara rindu akan datang selama waktu berlalu.
Sementara jiwa hanya bisa menahan pilu.
Dan aku disini hanya bisa terdiam bisu.
Helehlehheelew πŸ˜”πŸ˜žπŸ˜’πŸ˜žπŸ˜’ bisu niyee πŸ˜ πŸ˜žπŸ˜’

Ah, aku terlalu serius merangkai kata kata, merangkai kalimat kalimat tak banyak makna, hingga aku lupa, darimana aku menceritakanmu malam ini, aku bahkan tak sempat menanyakan kabarmu pada dingin malam, tak sempat merayu pada bulan bintang rumput layu. mereka telah berlalu, seperti angin ini yang beberapa menit lalu menyapamu dan sekarang menemuiku.
Sial..aku memang tak pernah tau apa definifsi yang tepat tentang kata rindu. πŸ˜πŸ˜πŸ˜ŠπŸ˜”πŸ˜‰πŸ˜ͺciiiecieh
Apakah seperti ini?
ini terlalu rahasia dek. ini terlalu serius. bahkan semua ini terlalu konyol memang.
aku sempat ragu, jika jawabanmu juga tidak tepat.
Biarlah..aku juga tak sempat menanyakannya pada angin, ia telah pergi membawa hangatmu pada rindu membeku. Asyekkk πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜”πŸ˜š

Lanjut, tekan ngendi mau dek? aku lali.😌
oh, iya rindu.
apakah aku terlalu sering menuliskannya? selalu menulisan kata rindu yang selalu menemuiku dalam gelap malam. lalu menemukanmu pada dingin angin. aku menganggap semua ini wajar, sebab aku juga tak mungkin menyalahkan alam.
maka biarkan aku merindukanmu, sendiri malam ini.
Oke, aku dewe tenan kie dek hee πŸ˜±πŸ˜“πŸ˜žπŸ˜’πŸ˜₯ opo to..-aku tau ini bukan urusanmu ya dek..
Aku wae sing malah curhat 😲😏πŸ˜₯😰

Dek, kamu selalu sukses membawaku ke dalam getar dada, membawa jiwaku melayang menemui bayangmu. pertanda, aku harus siap menjalani resah hati gelisah. dan biarkan ia pergi pelan pelan membawa harapan harapan yang telah aku semogakan. juga, semoga malam berlalu panjang dan pagi tiba penuh arti.
Amin. Seharusnya. Kemungkinan. Karepku. Karepmu. Ah, manut wae aku.πŸ˜šπŸ˜„πŸ˜šπŸ˜žπŸ˜£ jarene nek manut ki penak..πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜œπŸ˜

Sampai pada titik ini, aku masih saja sendiri.
-biasane yo dewe to hehe 😁😱😨
PERINGATAN!!!
Terlalu lama sendiri akan menyebabkan kematian.
Apalagi jika anda tidak makan dalam waktu satu bulan.
Helehh πŸ˜„πŸ˜☺😳😚 peringatan macam apa ini.
Hehe ora lucu yoghh, yoes sorry..
Lanjut dek,
Aku masih saja sendiri,
masih memahami hati yang kerap kali aku cari jawabannya tanpa arti, dari pertanyaan pertanyaan tentang bayangmu, juga dari rindu rindu ini padamu.
semuanya memang terlalu cepat, seperti cerita singkat yang pernah melekat erat dalam pikiranku. mungkin akan berlalu, terlupakan. tinggal kenangan.
namun, jika merindukanmu adalah secepat itu, maka biarkan malam menyampaikan angan ini padamu, menyampaikan pertanyaan ragu ini padamu.
aku tak berharap kamu memahami semua,
tak berharap menggerti angan khayal sekaligus mustahilku ini. Biarkan semua berjalan semestinya,
kelak, semoga waktu yang akan menjawab segala rindu. Yesshe yessss ke dua kali πŸ˜πŸ˜ŒπŸ˜˜πŸ˜„πŸ˜°

Aku rasa ini bukanlah kisah atau cerita gajelas yang telah aku tuliskan, lebih kepada mengungkapkan isi hati, barangkali semacam rekayasa tak berarti.
tapi, kadangkala aku juga menemukan semua, menemukan perasaan bahagia yang terkadang juga aku telah terbiasa menemukan luka.
maka, maafkanlah tentang segala hal yang tak pernah kau inginkan. aku yakin semua akan baik-baik saja. kita hanya perlu membiarkan semua berjalan sewajarnya. Meski kau mengganggap aku tak pernah wajar, selebihnya tak pernah waras.
πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜ŠπŸ˜„πŸ˜’πŸ˜£ kemungkinan hehaehe πŸ˜πŸ˜πŸ˜„
Tapi aku merasa, jika aku masih waras kok,
Secara aku masih bisa membedakan huruf A sampai Z. Hanya saja aku merangkainya dengan cara tak waras, apalagi makna dan artinya, aku tak pernah perduli. Aku hanya lebih perduli denganmu, dengan harummu yang ku temui di sini. πŸ˜πŸ˜„πŸ˜˜

Dek, aku telah berupaya menenangkan semua keanehan ini, berusaha menyudahi semua ketidakwarasan yang nyatanya tak pernah bisa aku lawan. aku juga tak pernah bermaksud meceritakan semua rasa ini. entahalah, semuanya begitu datang tiba-tiba. aku tak pernah paham. aku tak pernah tau apa kalimat yang tepat untuk menggambarkan semuanya.
biarlah semua berjalan dengan harapan.
biarlah semua merindu pada dingin malam.
aku yakin, semuanya akan sejalan jika satu tujuan.
bahkan jika semuanya tak pernah bisa di mengerti,
aku tak akan pernah sanggup hanya sekadar menanti. padamu, pada satu hati yang belum aku mengerti. cie ciee.. -aku terlalu berlebihan memang.
πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜πŸ˜Š☺πŸ˜πŸ˜šπŸ˜±πŸ˜šπŸ˜”πŸ˜ƒπŸ˜˜πŸ˜” juga terlalu menyedihkan bukan ?😞

Apakah kamu tau? Bahwa menuliskan tentangmu, tentang semuanya perihal rasaku adalah mustahil untuk ku akhiri, sebab sampai di mana nanti kalimat terakhirnya adalah menemukanmu tanpa titik.
Maka aku sengaja membuatnya bersambung agar semuanya bisa menjadi kisah tak berujung.
Aku juga sengaja tak pernah menyampaikanya langsung secara lisan, karena memang kasih tak perlu membutuhkan ucapan-ucapan berlebihan yang akan membuatmu merasa bosan.
Kasih adalah sebuah proses yang akan terus menggerus arus kisah hati resah.
Maka biarlah semua berjalan pada dua arah berlawanan, hingga akhir keduanya bertemu dalam satu tujuan.
Kasih hanya perlu menjadi kisah, agar semua tetap menjadi sebuah perjalanan yang abadi. πŸ˜‚πŸ˜πŸ˜šπŸ˜³☺ abadi? Ora ono sing abadi tak kiro hahahay πŸ˜‚πŸ˜œπŸ˜πŸ˜˜sue sue aku semakin ngawur ra jelas hehe 😳😁😚πŸ˜₯


Bersambung !!!



Segitu dulu ya...☺ ngga lucu ya? Memang.πŸ˜„ hee
Lain waktu di sambung lagi, sepertinya saya kehabisan kata-kata nih.. Eh, nggak ding lebih tepatnya sudah terlalu ngantuk..πŸ˜–πŸ˜ sudah dua hari ngga tidur nih, hehe malah curhat aku πŸ˜³πŸ˜“
Salahe dewe ngopo ra turu yoghh..

Yessudah..
Semoga mimpi indah dek 😊
Salam resah ✋😍😘



Siji neh, ojo kok salah artike, mergo koe tetep iseh sedulurku. Biso adiku, biso mbakyuku.
Mbuh leh mu ngarani aku opo. Sing aku ngerti, aku, koe siji buyut.
Dadi ra usah perlu mbok gawe serius.
Iki gur rekayasa, gur cerito ngawur.
Ngopo sing gawe crito kok kudu koe?
Aku yo ra ngerti, coba tanyakan pada rumput yang bergoyang wae. Mugo-mugo koe iso ngerti.
Aku gur belajar ngarang cerita. Wis kui tok.
Bener menurutmu pas kae GAJE. Asline aku setuju.
Yoess..sampai ketemu di lain waktu. ☺☺☺

















Pada jam 04.17, nov 16


Selasa

BULAN



Bulan, kau menatapku lagi malam ini.
Cukup terang seperti malam-malam mu sebelumnya.
Bulan, Kau berikan sinarmu pada semua yang hidup
Meskipun tak sehangat mentari pagi, - aku tau ia hanya sedang menghangatkan kehidupan di lain tempat. Semoga esok kau datang dengan wajah penuh semangat.
Aku berusaha meyakinkan jika aku sedang tidak sendiri malam ini, ada kamu; Bulan.
Ada temanmu juga di sana ; langit - meski temanmu tak seindah kamu ketika malam, aku juga tahu, ia selalu kedinginan, selalu merasa kesepian ketika semua terlelap dalam gelap.
Seperti ragaku yang menggigil dingin kesepian.
Seperti jiwaku yang hanya bisa menanti penuh harap.

Disini, pada suatu malam yang sunyi.
Di mana titik sepi segera menghampiri, hampir setiap hembusan angin menjadi dingin
Hampir setiap beku menjadi pilu.
Lalu ada yang tiba-tiba menjadi resah.
Bersama bayang-bayang masa indah, masa-masa gelisah.
kali ini, aku harus lebih bersabar, harus lebih tegar menjalani hidup. karena waktu akan terus berputar.
Dan ini adalah kehidupan yang wajar, sebab manusia memang harus merasakan getar-gemetar dalam dekapan malam, merasakan sepi dalam pelukan sunyi.
Memang, terkadang kita hanya ingin sendiri, meninggalkan keramaian dalam hidup, mengasingkan diri pada titik tertentu, dimana kita akan merenung, berdoa mungkin berusaha bertanya pada diri sendiri, bahwa hidup adalah lanjutan masa lalu. Mengingat kembali masa-masa silam, masa-masa kelam yang memang harus kita pikirkan, barangkali yang sengaja kita lupakan, karena di sana kita akan belajar, menyulam kembali pada setiap keputusan yang salah ataupun benar.

Malam ini, bulan masih bersamaku, masih tersenyum memandangku sendiri.
Sedang, langit memeluk ku seperti angin yang menyapaku secara diam dalam kebisuanku.
Aku tak pernah tahu, bagaimana mereka memahami jika aku tak pernah mampu sendiri.
Sudahlah, harusnya aku lebih bisa berterimakasih kepada kalian, alam.

Mungkin aku akan segera menyapamu,
apa kabar?
atau hanya sekedar berucap hai padamu,
kau tak menjawab.
Mungkin bibirmu beku, atau memang pura-pura tidak tau. -aku terlalu sering mengataimu bisu.
Aku sebenarnya rindu, padamu pada sinar bisumu
pada remang memudar ketika pagi tiba
entahlah, kebekuan bibirmu memang sebuah takdir paling getir.
Kelak, waktu juga akan menjawab semua pertanyaanku. menyudahi semua harapan yang telah berlumut dalam kalut.











Tempat yang sama, 16






Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...