Selasa

Sembuh IV


 Kau tentu tahu istilah lain untuk menggambarkan perasaanku

Bukan kata-kata, kalimat-kalimat, serta makian-makian yang kerap kali kutulis selama ini
Ini adalah awal dari kisah dada yang sesak, jantung yang tiba-tiba berhenti berdetak, serta hati yang remuk, hancur berantakan.
Hari hari semakin samar, masa depan suram, masa lalu kelam
Semua berlalu bersama waktu yang keji dan kejam
Malam-malam yang ku takuti, siang melulu dengan rasa perih merintih
Kau tiba-tiba berlalu, tanpa pamit, membuat pikiran rumit
Angin dan badai berkumpul, uluran tangan-tangan, tangis dan air mata tak pernah benar benar mampu meredakan amarah, mereda masa silam yang kejam
Sebagian luka telah reda, mengering pulih bersama waktu berlalu
Sebagian lagi tertoreh pedih, tertusuk dendam terdalam
Sayatan demi sayatan tergores manis teriris benci tersadis
Adalah sebuah gambaran kejam tentang hidup yang kelam
Perihal kata kata indah pada pembuangan sampah
Segumpal makian kemudian segenggam kebencian tertanam
Hidup layaknya jalan jalan ramai penuh deru debu dan rindu
Yang seakan pulang tak pernah mampu, pergi telah menyisakan sakit hati
Kau tak perlu pahami antara kesedihan dan kengerian ini
Hanya butuh banyak waktu untuk tetap berada pada kesakitan
Dan sembuh telah jauh menunggu di depan
Masa lalu telah terpenggal di belakang
Tunggulah ketika tangis reda kemudian bergegas pergi meninggalkan luka





     











 Ungaran, april 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...