Selasa

Kamar


 Apa yang kau rindukan tentang kamarmu?
Sebuah meja belajar, foto-foto yang tertempel di dinding, atau mungkin sesuatu yang berantakan??

Seberapa berartinnya antara kenangan, rindu dan kamarmu?
Aku bahkan sedikit lupa tentang ruangan yang beraroma asap rokok dan dinding hitam berwarna hitam pekat.
Suatu tempat untuk ku beristirahat, merenung, dan melepas semua mimpi yang menurutku terlalu khayal untuk di rindukan.

mungkin juga aku yang terlalu berharap agar tiap mimpiku selalu ada seorang guru SD yang menemaniku hingga aku terbangun. 
setahuku aku sangat merindukan hal itu
dimana gambar-gambar yang menempel di almari dan Putung-putung rokok yang berserakan tak jelas. Apalagi fotomu yang hampir pudar warnanya itu. aku mungkin terlalu merindukannya..
Tapi sekarang, aku sangat jauh dengan semua itu,
Jauh..bahkan lebih jauh dari yang aku rasa.
Aku tak sanggup lagi melihat diriku sendiri, tanpa seorang teman, tanpa ada kamu di sini.
Ah, bahkan aku lupa kapan terakhir kali kita bertemu. Sekedar saling sapa, atau hanya sekedar berpura-pura saling tersenyum
Ada pertanyaan yang membuatku sedikit ragu tentang jawababnya waktu itu, entahlah, aku tidak yakin jika kau akan menjawabnya dengan cepat.

Bersambung...










27 10 16

Kamis

Pergi lll

 


Aku tak akan sanggup jika hanya berdiri dan menanti

Harapan panjang hanya ku lalui dan berlalu

Tak pernah menghasilkan sesuatu hanya menyisakan lara dan meronta 

Hidup mestinya tak pernah seburuk ini

Hanya kebaikan samar samar di belakang dan tertinggal

Buram pada titik rendah kehidupan yang kalah

Redup semakin redup

Tak pernah menyala hanya buta dan suara lirih menggema

Kobaran api hanya tersulut dalam hati 

Dan gelap semakin gelap

Lebih membingungan ketika jiwamu lebih pekat

Hingga kau kabarkan kepada maya

Yang hanya mengumpulkan sebagian kata

Yang di suatu hari kau akan pergi tanpa membawa luka












Bedono, November 23



Jumat

Oktober


Oktober telah datang kembali sayang,
Pertanda, harapan memiliki adalah omong kosong
Setelah ribuan purnama telah di gilas usia
Seketika waktu adalah jawaban baru
Aku menyadari ketika hari hari berganti
Mengerti ketika saat saat kau pergi
Berbenah yang tak pernah berubah
Kecewa telah kembali bermekaran
Rindu semakin kering
Dan luka yang tak kunjung mengering
Katakanlah sayang..
Kita telah di pisahkan waktu 
Kita baru terbangun ketika september berakhir
Bangun dari mimpi mimpi panjang
Menikmati musim musim gersang
Dan tak bisa memilih untuk pulih
Untuk ini, pergilah dengan membawa kenang
Perlu berharap hari hari semakin berarti
Tak kunjung berakhir setelah semua terlahir
Kita tak kan pernah sanggup jika hanya menanti
Kekhawatiran ini semakin dalam
Memendam perasaan yang tak mungkin padam






















Jurang, awal oktober 2023


Senin

Pergi



Lekaslah berlalu demi sebuah terang baru
Hapus semua ingatan perihal sesal
Yang menghimpit perihal sakit
Yang tak akan kembali sebab telah pergi
Cepat pulih, buanglah rasa sedih
Hiduplah rendah di antara banyaknya salah
Tak perlu terbang untuk sebuah pengakuan
Rayakan demi satu tikaman
Rasakan nyeri peluk hangat ancaman
Nikmatitah resapilah
Luka yang akan berlalu
Telah menumpuk dan membusuk
Sungguh inilah saat saat terindah
Ketika penyesalan kembali terulang
Seketika datang membawa linang
Air mata yang tak berarti
Kemudian beranjak pergi
Hanya menyisakan kalimat mati










Ungaran, September 2022

Jumat

Pagi (dan) Buta












Sebuah langkah baru tentang jalan berliku

Beriringan menyambut hangat peluk mentari

Berdampingan mencari sebuah tawa

Pagi tak melulu perkara segelas kopi panas

Hanya perlu semangat agar hari tak singkat

Embun embun menetes menguap lenyap

Surya telah bersinar di antara kejamnya nanar

Pagi yang tak terganti

Jalanan yang sering kali ku lewati

Kau tak perlu memahami

Hanya butuh duduk dan diam dengarkan

Tak juga harus mengerti banyak arti

Menangis untuk sebuah kepergian

Merenung dan tatap wajah murung

Hidup hanya menanti datangnya mati

Kehidupan yang begitu berarti

Nyawa ini akan melayang

Raga raga indah terbalut dosa

Pesona dingin wajah wajah sayu

Melihat dengan hati yang buta

Terus menetap pada jiwa yang luka

Rentetan perih merintih

Gejolak bara dalam dada yang terbakar

Menghanguskan jiwa burukmu

Hanya tersisa jelaga pekat dan menyedihkan

Pagi akan terus berjalan dengan nyanyian

Yang pada akhirnya akan kita lupakan







Jurang- Ungaran Agustus 2022



 

Rabu

Kepergian


Dan kuputuskan untuk mengalah, mencoba menghindar dari sebuah keburukan

Aku akan benar benar pergi menjauh sebelum seluruhnya menjadi gaduh

Yang akan pergi dari suara gelombang yang rata menggema

Yang debur debur gemuruh suara parau terluka

Tatkala rona pada wajah terbalut luka

Hidup kita terasing dalam hening kepasrahan

Tak pernah mampu membara membakar sebuah rasa

Yang tak pernah mampu menghapus perihal luka

Kini sebuah salah telah terlampaui

Benar tak pernah benar benar datang menghampiri

Hidup layaknya perjalanan panjang

Berhenti dalam kekecewaan

Berjalan menemui perpisahan

Perihal dendam asing yang terlalu lama terpendam

Kebencian selalu menanti di depan

Dan kini ku sadar penantian telah lama menunggu

Kematian akan segera datang menyambut






Magelang, juli 2023


Selasa

Dulu


Aku pernah lari dari banyaknya ketakutan akan hukuman yang menanti mencari kesalahan besar yang menyedihkan
Dari banyaknya kebenaran yang di bungkam sadis di sumpal sinis penuh amarah kebencian
Juga dari banyaknya kehilangan yang pernah datang kemudian meninggalkan yang pernah saling menguatkan

Kini tak lagi ada rasa yang dahulu pernah kita bina
yang pernah kita jaga bersama kemudian saling kita lupa
Upaya merapikan segala kenang kemudian menemukan kehilangan
Kita yang selalu menemui kisah menyedihkan
Harus banyak merenung, menangis pada malam senyap
Berdoa sebagai upaya penghapusan luka

Banyak kebaikan yang tak sengaja kita lupa
Keburukan selalu bersarang dalam kepala
Kita mesti sadar, penantian panjang selalu menyisakan kecewa yang dalam
Barangkali merelakan adalah sebagian dari kekejaman
Yang di kemudian hari kita bisa berpura pura berlaku biasa
Maka sungguh, hidup hanya rentetan bekas luka belaka



                   










                                                                 Jogja, Juni 2023

Terima Kasih lll


 Terima kasih untuk setiap luka yang masih menganga hingga saat ini

Untuk setiap perih yang masih tetap mendidih
Demi setiap kehancuran yang kembali datang berulang
Terima kasih untuk setiap kesedihan yang dalam
Untuk semua penantian dan kekecewaan yang panjang
Tak akan pernah ku sesali
Tak akan lagi ku tangisi
Terima kasih tetapi kini
Bukan lagi perihal kesedihan
Telah menghilang rentetan benci dan dendam
Terkubur bersama nyeri yang tenggelam di batas sunyi
Terima kasih untuk sebuah tawa yang melegakan
Untuk satu senyum indah yang menawan
Tak akan pernah ku lupa meski semua telah binasa
Terima kasih untuk yang masih perduli dan empati
Sungguh hidup harus terus berjalan
Menggenggam harapan yang tumbuh tanpa mengeluh
Setiap sakit telah kembali pulih
Amarah telah reda
Dan bahagia di pelupuk mata
Terima kasih untuk semua
Aku akan pulang dengan tenang








Bedono, Mei 2023

Jumat

NEGERI LOBANG TAI


Selamat datang di negeri semu
Semiotika para pencari ilmu
Sosial budaya alat pencari pantat
Kontradiksi di luar genggam dendam di dalam
Agama sebagai alat pencari nikmat
Pendidikan formal dan otak bebal
Bobrok semakin bobrok
Profesor doktor dan para koruptor
Inilah negeri para pengusaha kaya
Para penguasa pemuja lubang senggama
Benci muslihat masuk bui sekarat
Iman menuntut untuk tunduk berlutut
Sang tuan menggembala anjing
Si preman bersulang air kencing
Dewan perwakilan hewan
Menggonggong demi sebutir nasi
Kencang berteriak memakan berak
Selayak comberan mulut mucikari
Perempuan masturbasi dengan sebilah belati
Laki laki onani di depan asrama putri
Keadilan tertikam kepala di terkam
Penguasa ambalan perbudakan
Kuasa kelas berhala kesesatan
Negeri penuh cinta dan benci
Negeri para pencari mati
Tanah yang luas sumber daya yang tertindas
Antara polusi dan polisi
Antara pki dan penjajah negeri
Tembak mati atau menyangkal di penggal
Jalan jalan ramai dan kematian berantai
Lapar lapar lapar
Sesuap asap solar atau paru paru membiru
Lebam berdarah atau tulang kaki patah
Inilah negeri para badut
Berlutut mengejar maut
Kentut di tempat umum sakaratul maut
Negeri dengan jutaan tangis pelacur
Negeri dengan ribuan alat penghancur
Terjang bantai mutilasi habisi
Upaya sterialisasi dengan kelamin banci
Telah terlaksana dengan ceceran sperma
Inilah negeri yang kau bela bela
Terlihat lemah dan lesu, letih dan layu
Terjerembab dalam lubang tai anjing































Ambarawa, April 2022

Kamis

Dendam Usang


Inilah musim dengan banyak dingin
Angin kencang dengan membawa banyak kenang
Udara bebas membuat sesak jantung tertebas
Jemari kaku kemudian dada lebam membiru

Adalah april dan sebuah masa lalu
Yang tak pernah berhenti menghujam perang
Yang tak pernah mampu menghempas usang
Hidup akan tetap berlanjut dengan banyak detak dan denyut
Tentang tenang dan banyak harapan yang terang
Sungguh inilah waktu yang tak pernah ku biarkan berlalu
Saat saat kenangan indah dan harapan yang tetap punah
Telah kembali lagi dalam sebuah perjalanan panjang
Tak sedikitpun menghindar pergi perihal masa lalu

Inilah sebuah semi dan harapan yang telah terbagi
Terlalu banyak penyesalan begitu dalam kesedihan
Perih telah meruncingkan jarumnya
Bersiap menusuk lebih dari dalam
Kini luka luka telah tertoreh kembali
Antara sembuh dan gagal atau mati terpenggal
Kecewa bersiap untuk kembali menganga
Penderitaan menunggu sebuah kabar di depan
Dan kebencian selalu siap untuk balas dendam






Jurang, April 2023







Sabtu

GONDRONG's


 Kegondrongan kami tak pernah pergi
ia hanya sembunyi pada kening yang saat ini terkenang
Kegondrongan ini akan selalu ada dalam genggaman tangan
yang di kemudian hari tak akan pernah kami lepaskan
Kegondrongan ini tak akan pernah kami lupa
Meski segalanya masih tentang luka
Dan kegondrongan ini masih akan tersirat dalam ingat
Yang akan selalu indah serta berkilau lebat

Rontokmu tetap ku rindu walau semua telah berlalu
Wangimu masih selalu ku nikmati meski sekedar lifebuoy
Dan panjangmu tetap selalu terkenang meski dengan butir linang












Jurang, 22 April 2023

Selasa

April 2023


Adalah musim semi
Yang murni yang sedari dulu masih sendiri

Yang ragu ragu dalam memilih pulih
Yang sebagian perih masih kerap merintih

Inilah musim dengan beribu kilau 
Yang merenung di sepertiga malam
Yang ringkih runtuh di gempar memar
Yang resah lelah penuh gaduh

Inilah ketika musim indah tiba
Musim dengan banyak cerita lara
Cerita melulu perihal luka menganga
Yang merekah merah meradang membiru
Yang telah terpatri pada dinding hati

Adalah kegelisahan yang masih terasing
Yang menghancurkan setiap jejak langkah
Yang menyayat dada menghimpit perihal sakit
Yang masih berdarah menganga menahan luka







 Ungaran, April 2023








Sembuh IV


 Kau tentu tahu istilah lain untuk menggambarkan perasaanku

Bukan kata-kata, kalimat-kalimat, serta makian-makian yang kerap kali kutulis selama ini
Ini adalah awal dari kisah dada yang sesak, jantung yang tiba-tiba berhenti berdetak, serta hati yang remuk, hancur berantakan.
Hari hari semakin samar, masa depan suram, masa lalu kelam
Semua berlalu bersama waktu yang keji dan kejam
Malam-malam yang ku takuti, siang melulu dengan rasa perih merintih
Kau tiba-tiba berlalu, tanpa pamit, membuat pikiran rumit
Angin dan badai berkumpul, uluran tangan-tangan, tangis dan air mata tak pernah benar benar mampu meredakan amarah, mereda masa silam yang kejam
Sebagian luka telah reda, mengering pulih bersama waktu berlalu
Sebagian lagi tertoreh pedih, tertusuk dendam terdalam
Sayatan demi sayatan tergores manis teriris benci tersadis
Adalah sebuah gambaran kejam tentang hidup yang kelam
Perihal kata kata indah pada pembuangan sampah
Segumpal makian kemudian segenggam kebencian tertanam
Hidup layaknya jalan jalan ramai penuh deru debu dan rindu
Yang seakan pulang tak pernah mampu, pergi telah menyisakan sakit hati
Kau tak perlu pahami antara kesedihan dan kengerian ini
Hanya butuh banyak waktu untuk tetap berada pada kesakitan
Dan sembuh telah jauh menunggu di depan
Masa lalu telah terpenggal di belakang
Tunggulah ketika tangis reda kemudian bergegas pergi meninggalkan luka





     











 Ungaran, april 2023

Kamis

Masingmasing



Masingmasing dari kita akan berpisah

Hidup sendirisendiri dalam kelelahan

Bertahan dalam masalahmasalah

Bartahun berserah dan berpasrah

Bukan pisah yang menjadikan kita sedih

Bukan kalah yang menjadikan kita lelah

Hidup akan harus terus bejalan

Kematian menunggu di belakang

Kekal di penggal tuan

Mulut telah tersumpal kafan

Masingmasing telah menyerah

Menyendiri dalam lingkaran nyeri

Berselimut perih nyawa merintih

Kita dalam alam masingmasing

Telah menyingsing tawa dalam tangis

Berbaur dengan luka berbeda

Menelan paksa amarah kuasa

Hanya beringas terus menebas

Masingmasing telah tergilas

Masingmasing telah kembali bebas






















Jurang, Maret 2022


Menuju Kekal


 Hilang sudah kebencian kini
Sirnalah dendam yang dalam
Puas kita tentang kesedihan
Tertawa kita perihal kemarahan

Hidup kita laksana palu
Memukul retak
Di injak berak
Omongan anjing menggonggong
Di sumpal mulut dan kosong

Luka luka kini telah mengering
Tak perlu lagi obat bius
Tak butuh lagi di bungkus
Hidup belum akan berakhir
Sebelum datang takdir terakhir
Yang akan menebas hidup
Mendadak menghentikan detak

Kini tinggal menanti lagi
Perihal datangnya benci
Yang akan mencekik
Di sepertiga malam
Yang menjerat semakin dalam
Kemudian pergi dan segera mati















Jogjakarta, maret 2023

Selasa

Acuh

 


Aku sudah tidak perduli
Aku selalu sibuk dengan keadaan
Sedang jasadku tidak lebih dari separuh umur ini
Sedang usia semakin tua tubuh yang akan renta
Dunia harus lebih memilih mana yang baik
Tak akan cukup jika hanya belajar buruk
Kebaikan kebaikan menunggu di belakangku
Keburukan di depan terjang hancurkan
Dulu memang telah terjadi kebencian
Pernah memendam dendam yang dalam
Harus memilih hari hari baik
Agar hidup tak selalu buruk
Kini kehidupan memang selalu kritis
Selalu menggandeng senyum dan tangis
Kerap selalu pergi kemudian mati
Aku sudah tidak perduli lagi


















Purbalingga, februari 2023

Senin

Terhapus.


 Dan terhapuslah semua yang pernah tersimpan dalam ingatan

Tentang perjalanan panjang, tentang melawan banyak penolakan
Tentang bagaimana rasanya hening perihal kehilangan.

Kini memang tak ada lagi hati yang mati, tak ada lagi jiwa yang luka
Beberapa kemungkinan telah tercapai 
Upaya sembuh telah ku jumpai, harapan semakin kelihatan
Gagal telah pergi, barangkali perih semakin pulih
Bilur bilur dendam telah terpenggal dan kebencian pelan menghilang
Dan dada sesak hanya sekejap tak pernah sampai meluap
Api api dalam hati telah padam tersiram
Kobaran dendam telah terbakar, barangkali telah terpendam hilang

Adalah tentang merayakan sembuh
Yang di kemudian saat tak akan kambuh
Adalah perihal penghapusan luka
Yang di kemudian hari tak akan kembali menganga
Sakit telah jauh melayang dan terbuang
Telah pergi meninggalkan perih di hati
Dan kebencian kini telah terkubur mati

Untuk keheningan ini
Semoga hari hari semakin berarti
Tanpa sakit hati tanpa bekas luka di dada
Semoga setiap perih telah terbiasa
Dan tak akan kembali lagi di kemudian hari



Jurang, 16 januari 2023

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...