Waktu telah menunjukkan pukul tiga pagi, keheningan yang tak asing, dingin, dan suara jangkrik yang sibuk menertawakan kehidupan dini hari.
Aku memilih tidak tidur lagi, seperi malam sebelumnya
Memilih tak memejamkan mata, hanya ingin bercerita dan tak banyak, hanya sepenggal dua penggal, barangkali persoalan yang gagal.
Adalah ilusi yang membuatku kembali pada titik ini
Menemukan kembali sebuah proses kelam masa silam
Seperti malam yang memaksa harus lebih dalam, barangkali seperti mata yang di paksa harus terpejam.
Maka, mimpi akan menjadi sebuah tragedi yang tak begitu berarti
Mimpi hanya sekedar mimpi, mungkin kita hanya berjodoh dalam mimpi
Dalam ketakutan yang nyata, dalam mimpi pun aku merasa takut
Bukan mimpi buruk atau baik, mimpi hanya sekedar mimpi
Kini, hanya mimpi yang kenyataannya akan ada dalam mimpi.
Aku sudah tertidur dalam mimpi, kemudian aku terbangun dalam mimpi.
Mimpi sudah menjadi tidur, barangkali tertidur dalam mimpi yang tidur
Semuanya memang hanya sebuah tidur dalam mimpi, atau memang hanya sebuah mimpi dalam tidur yang di paksa bermimpi.
Kini aku orangnya bisa tahan, dari beban derita kehidupan
Dari mimpi mimpi yang tak asli, dari tekanan dan umpatan
Dari orang-orang beringas yang penuh dengan senyum kemunafikan
Merendahkan pada titik tertinggi kehidupan
Melambungkan ingin, menggores kebencian terdalam
Sayatan dan kengerian yang bersilang telah membekas jelas
Penghapusan yang tak pernah mudah
Penghancuran yang begitu mudah
Hukuman dan degadrasi moral, alibi dan sebuah mimpi
Menciptakan benci dan goresan dalam hati
Aku sudah muak, mengupayakan berbagai macam hal yang gagal
Berharap ada sesuatu yang bisa membuatku lebih dewasa
Melangkah maju tanpa ada campur tangan setan
Dan bergerak mundur dengan selaksa keterpaksaan
Bukan hanya sekedar mimpi dan bukanlah sebuah misteri
Hidup yang tak pernah mudah dengan secuil harapan
Ratusan kematian pernah ku lihat, kehampaan, sebuah dendam dan segenap air mata
Kesedihan, kesakitan, kekecewaan dan kebahagiaan dan kebencian
Sebuah proses menumbuhkan hidup untuk tak redup
Barangkali kehidupan dalam mimpi lebih membingungkan
Menyambangi berbagai halhal yang tak pernah terarah
Tak pernah mudah untuk menyudahi kengerian yang bebas berulah
Hidup layaknya binatang tanpa berpikir panjang
Melihat nyeri pada proses kengerian terdalam
Tak pernah teratur, lalu lalang dan sebuah kehancuran
Semoga setelah kehancuran, akan ada banyak hal baru yang melegakan
Yang kemudian mustahil untuk dapat menemukan kesedihan
Tak banyak yang bisa di banggakan
Tak banyak yang bisa ku berikan
Hanya bisa merelakan, barangkali ikhlas menggenggam dendam
Jurang, September 2020