Lalu suara petir memekakkan telingaku
Di teras rumah di sebrang jalan
Kemudian gerimis memberiku salam "Damai basah dan resah"
Bau hujan yang menusuk penciumanku
Dan jalan aspal yang hitam mulai tampak pekat
Orang orang berteduh segera kopi di seduh
Hangat tak melulu soal peluk kasih atau cerah mentari
Segera badai angin tampak sibuk menyibak pepohonan
Lambat laun hembusan demi hembusan menampar sekujur diri
Dan dingin ini menembus sendi sendi hangat melemahkan semangat
Basah semakin resah semakin membius perasaan dan beban
Ingatan tentang kau ingatan tentang masa lampau
Seketika mencairkan jantungku yang telah lama membeku
Sebagai trauma yang datang secara tiba tiba
Berharap hujan ini segera reda
Aku berupaya mengalihkan pikiranku tentang kau
Memalingkan pandangan sebagai upaya menghalau luka
Pura pura tegar dan memejamkan mata lalu bertahan dengan dingin angin
Ohh, hujanku yang membuatku menggigil
Tenangkanlah jiwaku yang terombang ambing sebab masa lalu
Apakah aku akan cukup kuat ketika menghadapi ini semua
Bantulah tubuhku agar tetap berdiri tegar
Berikanlah secuil semangat dengan tetesan airmu
Semoga aku mampu menjalani resah ini
Mampu menghentikan perang semoga sedih berganti terang
Jumat
Aku & Hujan
Jurang, November 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kematian I
Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar