Sabtu

Kepada Bunga


Kepada bunga yang mekar di malam hari

Terima kasih telah menjadi sesuatu yang mengagumkan

Kelak, kau akan layu lalu mengering, perlahan saja, jangan buru-buru pergi

Aku telah merawatmu sejak lama, menyirami batang dan akarmu setiap pagi dan sore

Aku bangga melihat tumbuhmu , sejak dari kecil dulu, sejak kau belum menjadi bagian dari hidupku

Terima kasih telah membuatku tersenyum melihatmu

Kelak, semoga akan ada yang menggantikanmu, secantik kau di waktu pagi dan malam hari

Aku akan merindukanmu

Terima kasih telah menjadi semerbak dengan wangimu, tak akan pernah terganti sebagai nanti ptada ingatan




Jurang, Juli 2020




Jumat

APRIL II 2019


Selangseling waktu berlalu

Begitu cepat berputar

Begitu cepat berganti

Jarum jam yang terus berputar

Berganti melewati angkaangka

Berpacu memproduksi waktu


Kini telah tiba; saatsaat yang ku sebut tepat

Yang sudah genap yang berupaya lewat

Saat kemudian hari melewati hari

Ketika bulan melewati bulan

April dan segala jalan yang berkerikil

Dan tahun yang akan tetap terlewat


Mencoba memberikan yang terbaik

Menerima kepedihan yang terburuk

Siap menerjang, menelan dan melawan

Hajar bantai habisi

Melawan sadis dengan senyuman sinis

Tangan kanan menggenggam parang

Tangan kiri, rasa iri, nyeri sekujur diri


Gilas lindas dengan wajah beringas

Tak pernah tersisa tak akan terganti

Kelam sudah sebuah derita

Menjunjung tinggi rasa kebencian

Menggapai rendah sebuah kepedihan





Jurang, April 2019


Selasa

Vertigo ll

Siapa yang perduli dengan obat pusing?
Minyak kayu putih, balsem, ataupun koyo cabe sekalipun..
Kalian sok tau menganggap semuanya baik-baik saja.
Kepalaku sakit!
Kepalaku seperti di jatuhi beban yang teramat berat.
Sungguh, ini sangat menyakitkan teman!
Jika kalian tau rasanya, pasti kalian tak akan cukup kuat merasakan ini
Di benturkan ke selokan, di pukul, di hantam keras di gilas..
Coba bayangkan? Coba temui yang seperti aku! Sakit!!!
Lebih sakit dari yang pernah ada.. bahkan untuk menangis saja, susah.
Ini sudah cukup! Kelewatan memang.
Bertubi tubi di hancur leburkan, tercabik, otakku yang seperti teracak acak. Sakit!
Semua memang kejam! Bahkan kurang sejengkal mendekati sekarat!
Aku pikir, aku akan mati, lalu kalian akan tertawa dan merayakan kematianku.
Ahh, otakku ! Aku sakit!
Ada seorang pengkhianat di belakangku, ada juga seorang yang ingin menikam jantungku dari depan.. Silahkan!!!!
Hancurkan saja semua!! Hancurkan! Ketika kau tahu kehidupan ini berjalan dengan damai.
Siapa yang ingin pergi dalam keadaan tidak utuh? Siapa yang ingin mati dengan jantung tertikam, tubuh terpotong, otak tercecer dan bau darah yang mengering? Siapa??????
Bahkan mereka yang menentang Tuhanpun tak pernah mau memimpikannya..
Sungguh, biadab!!!!
Di mana perikemanusiaan kalian???? Di mana????
Apa kalian telah tuli? Atau kalian memang buta? Hati nurani yang lama mati!!!
Coba liat, bocah kecil yang bersender di lampu merah itu, dia haus, dia kelaparan dan hampir mati.. Apakah hatimu tak bergetar melihatnya? Banyak di sekeliling kita yang telah pergi dengan cara konyol, kelaparan, di bacok, di hajar, di injak-injak, di tembak, dan mati di mutilasi.. Apa yang dapat kita banggakan kawan????
Sungguh teramat keji !!!
Hidup saling tusuk menusuk, mencari makan, demi sesuap kebanggaan sesaat.
Hidup yang tak pantas!!!
Dimana kedamaian ini? Kebahagiaan sewaktu kecil?
Semuanya telah hilang tanpa selang, semua memang benar-benar berantakan.
Apakah kalian menyesal telah menyelamatkan nyawa orang yang akan melayang?
Mungkin kalian tak sependapat, tak pernah mengerti tentang mati.
Tak pernah berpikir, merenung, mengapa sampai ada kelicikan, kebusukan dan kengerian lainnya.
Sampai pada titik ini, apakah aku telah sakit jiwa?
Apakah kalian memang buta? Hati nurani yang terbungkus tai.
Ada banyak hal yang tak pernah sependapat dengan pikiran ini, menggerogoti jiwa-jiwa layu penyebar fitnah, menginjak yang lemah.
Sadarlah kawan!!!! Hiduplah pada kematian, kalian akan merasakan kedamaian..










Bedono, Juli 2021


 

Membekas


Remang telah pergi terganti menjadi terang

Hati yang lapang dan cinta yang usang

Antara kepergian dan kedatangan

Adalah tentang kesakitan dalam satu kutukkan

Sebuah proses dengan jalan yang berliku

Sebuah proses menghasilkan hati yang terluka

Upaya sembuh dan segenap sakitnya

Perlahan pergi dengan sejumlah umpatan

Perlahan menghilang membawa kebencian


Sekarang, aku berusaha menghilang dalam ketakutan

Berusaha menyamarkan sebagian luka, membungkus tanpa suntikan bius

Menyulam kesakitan dengan dendam terpendam

Mencoba merapatkan sayatan-sayatan pada lengan

Agar sembuh bukan hanya sekedar angan

Agar penderitaaan tak akan lagi menjadi beban


Sudah hampir tujuh bulan, setelah takdir tuhan berjalan

Aku melangsungkan hidup dengan berpura-pura tegar

Menghirup nafas kotor kesengsaraan

Mengumpat, menghujat, menelan mentah sekarat

Hidup yang malang dengan tekanan keterpaksaan

Mengibarkan bendera kekalahan menanam prasasti kesendirian


Semoga ada banyak langkah untuk tidak mengeluh

Semoga ada banyak angan untuk sebuah harapan

Kesakitan dan penderitaan dan pengkhianatan

Telah pergi menghilang bersama waktu

Telah melebur, hancur dan membekas





Magelang, September 2021


Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...