Senin

Pembalasan

 

Tolong ceritakan apa yang kau rasa saat ini

Tentang kepergian, tentang menjelang hilang

Perlu banyak merenung, menangis dalam dekap yang hangat

Ketika sedihmu tak kunjung sudah dan perihmu tak lekas pulih

Kehancuran dalam genggaman

Mengoyak segala marah yang telah lama terpendam

Sekujur luka menganga 

Himpunan kebencian menanti

Seolah kau di kutuk pada satu pilihan

Sakit terus melilit menyekap tubuh

Diri hening mulut tersumpal tangan terjerat

Adalah kengerian

Kematian satu jengkal di depan

Lima langkah mundur untuk menyerah

Pintu terlaknat telah terbuka lebar

Untuk jiwa jiwa pendusta

Bersiap untuk berpesta senggama dengan neraka

Hari pembalasan di depan mata

Mata memerah wajah berdarah

Tangan tangan kejam merantai lengan

Bersiap untuk menghajar

Balas dendam tiada akhir




 




          

  Jurang, juli 2023


Selasa

Malam ku


 Ini malam ku

Malam yang di selimuti ringkih dan dingin
Malam yang hitam dan abu-abu saling berbaur

Malam ketika sepi dan kesedihan saling menghibur
Malam ketika tanah-tanah resah bertabur wangi bunga
Malam ketika batu terpaku dan kalian termangu



Bedono, April 2020

Terlupakan


 Aku selalu terasing dalam kumpulanku

Seperti bisu dalam ramai yang gegap gempita
Obrolan obrolan serius dan basa basi
Hanya ku terima dengan jawaban ya dan benar
Tak pernah benar benar memahami
Tanpa harus ku mengerti
Acuh pada omongan omongan yang pernah ku dengar
Hanya merasuk melalui telinga kanan dan keluar pada telinga kiri
Kalian tak pernah paham antara hening dan sunyi dalam hati
Perlu banyak belajar menyambut kesepian pada dini hari
Setiap kali ku nikmati hening dengan kepala pening
Di sisi kiri resah menyambut tenang perlahan
Tak ku temui banyak penolakan di dalam
Semua telah terpendam lama menjadi dendam
Sebuah tekanan dalam proses budak keterasingan
Hidup tak layak untuk di nikmati sendiri
Hanya sebatas memisah dari kerumunan suatu dongeng
Tak perlu meminta untuk berbicara lantang
Tak usah lagi berteriak untuk satu kesalahan
Aku akan tetap diam di budaki dan mati terlupakan








Ungaran, Maret 2023

Kamis

Jalan Kita


 Kita memang tidak harus bertemu ketika rindu

Kita seringkali hanya duduk diam dan termangu

Merenung dan atau merasa bingung

Katamu, rindu sangatlah berat dan tak perlu kau timbang untuk memastikan beban yang kita terima

Kita tentu tak pernah paham apa yang sedang terjadi

Katanya, kita hanya saling menerka dan bukan sedang menyembuhkan luka

Degup jantung yang gugup atau mungkin gelisah dengan hati yang resah

Tentu perasaan kita tak menentu

hanya menanti ketika dua hati di pertemukan dalam satu dekap

Tetapi, kau tak juga mengerti antara pergi atau kembali

Atau tetap menetap dan lalu saling meratap

Tak perlu datang dan bergandeng tangan, memeluk atau pergilah


Kita juga tak pernah paham tentang pertanyaan pulang dan atau kembali mengenang

Sama belajar perihal kehilangan atau ketika melangkah sendirian

Yang pergi bisa saja kembali dengan hati yang berbeda

Tentu, kepergian selalu membuat kita merasa kehilangan

Juga kedatangan untuk sebuah perubahan

Kita selalu berusaha untuk tetap berlaku biasa padahal semua telah binasa

Kita juga yakin pertemuan tak selalu membuat kita kembali bersama

Maka, pergilah dengan jalan terbaikmu

Jalan kita telah berbeda, aku ke kiri dan kau ke kanan




  Jurang, Januari, 2020



Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...