Jumat

Harapan ke ll



 Untuk apa aku tidur, bahkan lima hari sebelum menulis ini aku masih tetap terjaga

Buat apa? Bahkan jika bermimpi bertemu denganmu adalah ketidak-pedulianku
Untuk tetap terjaga dan menjaga sebuah gundah yang mulai marah
Untuk setiap kantuk yang terkutuk dan demi membunuh kegelisahan
Aku masih suka benyanyi pelan ketika malam hari
Menghilangkan penat sejak hari sakit itu
Kemudian memanggil manggil namamu dengan suara lirih
Pertanda keadaan semakin mendidih semakin mendekati perih
Luka luka ini tak banyak tahu tentang marahku pada liang berlinang
Tak pernah tahu arah untuk terus berjalan pada kegelapan
Mungkin lelah telah menerobos melalui celah celah kecemasan
Yang berusaha masuk kemudian menekan dan menikam
Gumpalan gumpalan resah yang semakin membuatku basah
Cepat suara detak jantung dan iringan lirih sebuah perih
Telah benar benar sampai menjerat menginjak dan menghantam
Muak dengan keadaan yang suram
Bosan pada kebiasaan perihal dendam
Tentang tangis kebencian dan kejamnya tikaman
Tentang marahku yang membuncah
Tentang sosok pribadi yang katanya sering sakit hati
Tentang umpatan caci maki yang semakin menjadi
Tentang keburukan yang datang sili berganti
Dan tentang datangnya dendam yang dalam yang masih terpendam
Apakah kini aku bisa menjalani?
Haruskah ini tetap berlangsung dengan marah kemudian mendarah?
Berupaya tegar melewati sebuah jalan terjal yang penuh kengerian
Berusaha tetap tersenyum lebar meski luka luka masih tetap menganga 
Perih meski harus melangkah dengan hati yang patah
Sebuah upaya manis yang di paksa untuk tetap menangis
Dan kini ku pahami bagaimana caranya untuk tetap meneruskan hidup, meluruskan banyak mimpi yang pernah terbeli semoga bisa mengobati
Semoga tak lagi ada benci dendam tangis dan luka





Jurang, secang, september 2021






Sabtu

SEMBUH II


 Sembuh adalah perjalanan panjang yang melelahkan
Berlaksa lara tentang pemulihan luka yang menyedihkan
Sedih yang telah sudah terganti senyum indah
Perih yang terasa telah terhenti menemani

Kini hari hari semakin berarti
Menjalani waktu ke waktu tanpa sebuah ragu
Yakin jika masa lalu adalah sebuah pelajaran
Dan rindu adalah sebuah perjalanan
Kadang kadang hidup harus seperti buih di lautan
Yang tersapu gelombang kemudian hilang
Yang menyimpan banyak benci dan dendam
Yang melebihi batas wajar dan kegilaan

Di antara bait bait yang sakit
Tertuang jerit yang menghimpit
Menikam dalam menelan kebenaran
Yang dulu singgah telah pergi melangkah
Biarkan semua berjalan tanpa beban
Menghilang lenyap dan terlupakan
Hidup di takdirkan untuk terang kemudian redup
Hidup adalah penyesalan kemudian perjuangan

Kini perjalanan telah terlewat
Menemui banyak mimpi mimpi baik dan buruk
Menjumpai sepasang kenang yang telupakan
Banyak melewati hari hari tak berarti
Sebagian banyak menemui sakit hati
Hidup ringan dengan banyak kesedihan
Sebagian merasakan tikaman yang dalam
Sebagian lagi merasa di benci

Lekaslah berlalu demi sebuah terang baru
Hapus semua ingatan perihal sesal
Yang menghimpit perihal sakit
Yang tak akan kembali sebab telah mati






Jurang, september 2021










Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...