Senin

Dunia (ku)


 Dunia ini semakin cepat berputar, dan aku tertinggal bersama rentetan caci maki para pemarah.

Dunia ini terlalu tua, dan aku tergesa-gesa, mengejar masa depan penuh kejamnya masa.
Sampai detik ini, dunia hanya menjadikanku menumpuk dosa, memupuk asa.
Hingga doa-doa yang telah aku panjatkan hanya menjadi serangkaian ucapan belaka.
Aku tak pernah mengerti, jika hidup adalah sebuah perjalanan menuju surga.
Aku juga tak pernah bisa memahami, bahwa sebagian besar dunia adalah isi neraka.
Lalu kemanakah kita akan melangkah ?

Pada omong kosong masa depan indah.
Dalam pelukan keyakinan bodoh sia-sia
Hei, ajaran norma serta moral katurunan babi?
Kalian terlalu percaya dengan sejarah serapah mata buta.
Kalian terlalu dangkal berpikir menggunakan otak badak mata satu.
Aku tak pernah yakin, akan adanya hukuman timbal balik antara bumi dan alam, antara keyakinan dan tuhan dan setan.
Aku hanya perlu tahu, tentang wajah-wajah pembohong sialan, tentang kebenaran-kebenaran yang belum pernah terlewati.
Ini adalah sebuah kesalahan-kesalahan yang lebih buruk dari pada sebuah mantra doa serta ajaran masuk surga.

Kita, sebenarnya sedang mencari apa?
Kita yang hidup sebenarnya tak pernah mengerti surga yang seperti apa.
Neraka juga tak pernah mengerti bahagia yang seperti apa.
Kita hanya mencari bahagia, dunia yang euforia.
Punya uang banyak, tidur nyenyak, makan enak.
Hidup yang terlalu instan, melalui umpatan setan.
Lalu, keyakinan-keyakinan itu sekarang di mana?
Mengajari cara masuk surga dengan cara berfoya-foya, bersenggama, meregang nyawa, kloter neraka.
Kita yang buta dalam prinsip ajaran hewan.
Kita yang dungu dalam perspektif kecemasan surga yang neraka dan kita yang tuli tersumbat tai.

Ada banyak hal yang tak perlu harus kita lakukan, memohon, bersimpuh penuh peluh, hati yang terlalu mengeluh.
Kita yang memandang rendah, dan kita yang selalu mengalah.
Keyakinan, moral dan martabat penjilat pantat.
Kebenaran, kebusukkan, serta penganut ucapan serapah.
Semuanya telah tertulis sadis dalam sebuah takdir autis yang tak pernah kita tau.
Bernasib buruk dengan perasaan mental busuk.
Kita yang di hidupkan, bernafas dendam, lalu belajar dari sejarah kehidupan bersabda benci. Asupan pelajaran ilmu kotoran.
Parodi-parodi satir, umpatan-umpatan fatwa egois serta buku-buku riwayat berisi ungkapan-ungkapan maksiat.
Kita yang berusaha melawan, dan kita yang tertekan, tak akan pernah mampu hanya sekedar berlutut dengan menyembah topeng munafik dengan berjalan lurus, berwajah lubang anus.
Dunia ini, perlu kau anggap serius, sekalipun kau tak pernah peduli pada pelajaran ilmu sosial dan sejarah yang telah tersumbat sampah.

 







Dalam bingung, 28/11/17


Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...