Selasa

Palsu




Adalah aku yang telah keliru membuka lembar baru
Terbang bersama debu jalanan tak tau arah, jatuh di dasar palung terdalam
Tersembunyi oleh banyak mata-mata, tak terdengar oleh telinga-telinga
Merasakan kesepian terdalam, membusuk di antara luka-luka baru

Adalah aku yang pernah diam membisu, menikmati koma terperih dengan dada sesak, jantung yang retak
Terbebani sakit terobati kesengsaraan
Terhimpit, terpaksa, terpenjara nyeri
Memendam dendam, menikmati tikaman
Terima kasih rasa, 
Darimu aku mati rasa













Magelang, 09 Feb 2019

Jumat

Semusim



Pergilah ketika duka, dengan hati yang lega
Seperti pohon kamboja yang berbunga indah di musim panas: Sempurna
Pelan-pelan perlahan saja
Kembalilah ketika bahagia, seperti udara malam pada musim kemarau
Perlahan saja, tanpa siapapun tahu, hingga menusuk-nusuk sampai ke sendi-sendi.










Menjelang maghrib, 2020

Kemarau ll




















Kemarau telah datang
Di luar debu-debu melangit
Di dalam selimut-selimut menghangat
Hanya suara gemuruh angin yang ku dengar yang menampar-nampar pepohonan di luar kamar
Belum sempat pamit pada hujan
Waktu tunggu merindu belum genap seminggu
Aku akan kaku



















Kamar, Juli 2020

Kamis

Pamer Kesedihan



Suatu saat kau akan paham kesepian mana yang lebih indah, diriku atau milikmu
Kesakitan mana yang lebih membahagiakan, bongkahan batu atau terpaku dagu
Yang hitam yang kelam
Abu-abu warna kelabu
Wajah lugu, ucapan burukmu, jahat bila itu memang jahat, jangan tanya aku jika baik akan berubah menjadi jahat.
Suatu saat, di malam-malam mu yang dingin, kau akan tau tentang bagaimana rindu datang menerjang, membisu, memporak porandakan paru-parumu, hatimu, jantungmu yang beku.
Sesak, jejali ragamu yang telah lama menyimpan pedih, terkoyak muram, patah, hancur berlebur dendam.
Benci silih berganti benci
Caci diri sendiri
Aku mungkin bunuh diri.
Dirimu bukanlah satu-satunya yang sakit, lebih buruk ketika rasamu berubah menjadi api yang membara, menahan kobaran dendam yang telah lama terpendam.
Kini, bisa ku mengerti jika kesedihanku lebih indah, dan kebahagiaanmu yang menyedihkan
Pilih mana yang menurutmu benar?
Baik dan benar, dan benar-benar pada keputusan terbaikmu. Anggap saja aku orang yang paling bodoh, dan hanya berpura-pura mengerti.
Aku akan selalu berusaha mengejar ketidakpastian, sebab pasti atau tidak, kaki ini akan tetap selalu melangkah tak tau arah, ke dasar luka atau ke seberang sedih.




Surabaya, 2020

Sebelum Pisah






 

Mestinya harus ku coba memupuk luka
Menggambar tangis, atau menghabiskan air mata
Itu bukan? Kataku waktu dulu.
Belum, mataku belum sebam, belum sampai darah keluar, mungkin merah membiru seperti lebam.
Setidaknya bisa memamerkan kesedihan.

 











Bedono, Juli 2016

Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...