
Suatu saat kau akan paham kesepian mana yang lebih indah, diriku atau milikmu
Kesakitan mana yang lebih membahagiakan, bongkahan batu atau terpaku dagu
Yang hitam yang kelam
Abu-abu warna kelabu
Wajah lugu, ucapan burukmu, jahat bila itu memang jahat, jangan tanya aku jika baik akan berubah menjadi jahat.
Suatu saat, di malam-malam mu yang dingin, kau akan tau tentang bagaimana rindu datang menerjang, membisu, memporak porandakan paru-parumu, hatimu, jantungmu yang beku.
Sesak, jejali ragamu yang telah lama menyimpan pedih, terkoyak muram, patah, hancur berlebur dendam.
Benci silih berganti benci
Caci diri sendiri
Aku mungkin bunuh diri.
Dirimu bukanlah satu-satunya yang sakit, lebih buruk ketika rasamu berubah menjadi api yang membara, menahan kobaran dendam yang telah lama terpendam.
Kini, bisa ku mengerti jika kesedihanku lebih indah, dan kebahagiaanmu yang menyedihkan
Pilih mana yang menurutmu benar?
Baik dan benar, dan benar-benar pada keputusan terbaikmu. Anggap saja aku orang yang paling bodoh, dan hanya berpura-pura mengerti.
Aku akan selalu berusaha mengejar ketidakpastian, sebab pasti atau tidak, kaki ini akan tetap selalu melangkah tak tau arah, ke dasar luka atau ke seberang sedih.
Surabaya, 2020