Senin

Kematian I










Pernah nggak sih berpikir?

Ketika berkumpul dengan teman temanmu

Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat lewat di depannya kemarin, tiba tiba kamu tidak mendengarkan lagi apa yang dia katakan

Semuanya terdengar tidak jelas, seperti gambar yang terlihat blur, semuanya terdengar nyaring

Kamu tiba tiba berpikir temanmu nanti akan menjadi tua, semua teman-temanmu itu akan jadi tua dan nantinya akan meninggalkan dunia.

Mereka semua akan mati

Dan ketika kamu pulang dari tongkrongan di atas motor yang berjalan dengan kecepatam 20km/jam kamu berpikir, semua orang akan mati nantinya, aku akan mati nantinya..

Pernah nggak sih terjadi? kamu tiba tiba terbangun dari tidur di jam 2 pagi dan mencoba untuk tidur lagi dan nggak bisa, dan itu akhirnya membuatmu merenung ; gimana ya nanti kematianku? Apakah akan menyakitkan?

Apa yang akan di katakan orang-orang di saat aku mati?

Apa after life itu benar benar ada?

Apakah nanti justru aku bereinkarnasi? Jadi apa?

Atau semuanya justru hanyalah ketiadaan?

Bagaimana aku bisa menghargai hidup kalau nantinya aku pasti mati?

Sebagian dari kita mungkin telah pernah merasakan kepergian dari orang yang dekat dengan kita, kita merasa sedih dan kejadian itu juga membuat kita berpikir apakah orang-orang nanti juga akan merasa sedih ketika aku nanti pergi, Apakah akan ada orang yang peduli?

Kematian.. pemikiran yang terus menghantui kepala kita

Ketakutan yang sangat susah untuk cukup di abaikan

Apa ya artinya kalau aku mati?

Memberitahu dunia selamat tinggal terakhir?

Bagaimana ya nanti takdirku?

Ketika kematian datang mengetuk pintuku?

Aku berpikir bagaimana dengan semua orang hidup yang dekat denganku, bagaimana takdir mereka? Ketika aku pergi dan meninggalkan mereka

Bagimana dengan mimpi dan tujuanku? Jika aku tidak bisa mencapainya, apakah aku akan menyesalinya?

Kita takut akan kematian, kesadaran akan kematian ini adalah salah satu yang berpengaruh dalam pengalaman hidup kita, hal yang kita kita lakukan, pikiran yang kita pikirkan dan perasaan yang kita rasakan semuanya di dorong oleh sifat bawah sadar kita untuk menghindari kematian dan kesadaran kita, bahwa nantinya kita akan merasakan kematian suatu saat nanti, kematian adalah akhir dari kehidupan dalam suatu organisme proses alami yang terjadi pada semua mahluk hidup menandai akhir dari keberadaan fisik seseorang di bumi, kematian sering di sertai dengan persaan sedih dan kehilangan karena itu menandakan akhir dari waktu seseorang di bumi dan akhir dari hubungan dan pengalaman mereka

Tapi, kalau kita merenungkannya, kita sebenarnya tidak takut akan kematian dari orang yang kita cintai, tapi kita takut di tinggal, takut sendiri dan takut kesepian.

Kematian juga merupakan bagian dari siklus kehidupan memberi jalan bagi kehidupan baru dan awal yang baru berbagai budaya dan sistem kepercayaan memiliki sikap dan praktik yang berbeda seputar kematian ini

Kematian juga adalah konsep yang sudah di eksplorasi dalam berbagai seni, sastra dan filsafat sepanjang sejarah, kematian adalah akhir yang pasti dari keberadan kita. Kebanyakan orang secara tidak sadar menekan gagasan kematian mereka, karena gagasan itu terlalu mengerikan untuk dipikirkan

Beberapa mungkin tidak terlalu takut dengan gagasan kematian, melainkan tidak ingin lagi merasakan rasa sakit yang ada ketika melihat kematian orang yang di cintai. Semua orang menjalani kehidupan unik dan pengalaman yang sangat berbeda, banyak yang terlahir kaya, banyak yang terlahir miskin, banyak yang bisa mengubah nasibnya dan banyak juga yang tidak bisa sama sekali, banyak yang baik dan banyak juga yang jahat,

Dunia memanglah tidak adil, tapi dalam kematian semuanya adil.

Kita semua terhubung, kita semua setara, kita semua bertemu dengan kematian. Ketika kematian tersenyum kepada kita semua. satu satunya hal yang bisa kita lalukan adalah dengan membalas senyuman itu.

Nietzsche menganggap walaupan banyak yang takut akan kematian tapi kita tidak terlalu merenungan dan memikirkannya, banyak yang takut akan pemikiran akan kematiannya sendiri dan dia berkata orang-orang haruslah memikirkan dengan lebih karena satu-satunya yang pasti di alami oleh seseorang adalah kematian. Nietzsche pernah berkata ; "Betapa anehnya bahwa sesuatu yang pasti dan umum bagi semua ini, hampir tidak mempengaruhi manusia, dan mereka tidak menganggap diri mereka sebagai persaudaraan kematian."

"Pikiran kematian. Ini memberikan saya kebahagiaan yang melankolis untuk hidup di tengah kebingungan akan jalanan, kebutuhan suara; betapa banyak kenikmatan, dan keinginan, betapa haus dan mabukanya kehidupan yang terungkap dalam pikiran ini setiap saat.!

Dia berkata bahwa kita haruslah lebih merenungkan kehidupan kita dengan lebih merenungkan kematian yang akan kita hadapi.

Kematian yang tidak terhentikan dan menikamati prosesnya bukan takut dan mengabaikan hal itu.

Socrates salah satu filsuf besar dari yunani dia di hukum mati karena telah membuat banyak orang melawan karena ajaranya yang kontoversial

Dia di tuduh telah merusak pemikiran anak muda karena dia telah memberikan pencerahan kepada mereka, dia di berikan pilihan untuk menghabisakan hidupnya dalam penjara tapi dia menolak, di dalam penjara di tawarkan oleh temannya untuk kabur, tapi dia sekali lagi menolak, socrates justru merasa bersyukur karena telah di hukum mati, karena merasa kematian adalah obat dari rusaknya kehidupan, dia tidak lari dari kematian itu.

Epicurus, salah satu filsuf dari yunani dia berkata bahwa kematian bukanlah sesuatu yang buruk padamu, karena ketika kamu merasakan kematian itu, kamu sudah tiada, kamu tidak lagi merasakan ketiadaan itu, ya, proses dalam kematian mungkin akan menyakitkan kalau kamu di makan oleh hewan buas, tapi setelah itu, kamu tidak akan merasakan apa-apa, karena kamu sudah mati. Dia menulis, " Kematian harusnya tidak menggangu kita, karena selama kita ada, kematian tidak ada di sini dan ketika kematian itu datang kita tidak lagi ada."

Selama seseorang ada, di belum mati dan sekali dia mati, dia tidak ada lagi

Jadi tidak ada waktu ketika kematian dapat di rasakan oleh seseorang yang sudah mati ini.

Ernest becker, antropologi asal amerika menjelaskan dalam bukunya;

The daniel of death. Dalam menghadapi ketakutan akan kematian ini, banyak orang-orang dalam berbagai budaya dan kepercayaan mengembangkan hero system, atau system kepahlawanan. Hal ini bertujuan untuk melampaui kematian dan berpartisipasi dalam sesuatu yang bernilai abadi. Kita mencapai keabadian semu dengan mengorbankan diri kita sendiri untuk membangun keluarga, mengumpulkan kekayaan, menulis buku dan sebagianya.

Karena tugas utama kehidupan manusia adalah menjadi heroik dan melampaui kematian, setiap budaya harus memberi anggotanya sistem simbolik yang rumit, yang secara terselubung bersifat religius.

Proyek kepahlawanan ini seperti "Dewa saya melawan Dewa Anda."

Proyek "Keabadian saya melawan keabadian anda."

Narsisme dasar manusia adalah yang membuat manusia rela maju dan berbaris ke dalam perang. Di dalam hatinya, dia tidak mersa kasihan bahwa dia akan mati, dia semangat dengan fakta bahwa dia akan mati.

Becker menyarankan semua orang untuk merenungkan kematian.

Dengan menumbuhkan kesadaran akan kematian ini, kita akan mengarah terhadap kekecewaan, hilangnya pelindung karakter, dan membuat pilihan sadar untuk tetap menghadapi teror kematian ini.

Ini adalah cara pahlawan eksistensial. Berbeda dari yang dilakukan oleh orang kebanyakan, pahlawan eksistensial melihat ketidakberdayaan dan kerentanan yang dia miliki. Dia hidup dengan sadar dan sukarela akan kematiannya, dia dapat memilih, apakah ingin putus asa atau kembali terhadap kayakinan. "Manusia tidak dapat menanggung rasa inferiornya sendiri kecuali dia dapat menerjemahkannya menjadi kebermaknaan pada tingkat sebesar mungkin." 

Memang sulit untuk menerima konsep kepahlawanan ini.

Tapi kita justru telah melakukanya dengan menyamarkan perjuangan kita dalam angka-angka di buku raport, atau angka-angka di dalam buku bank.

Jikat menurut dengan sistem ini, seseorang haruslah menganalisa diri dan mencari tahu apa yang paling utama dalam kehidupannya untuk dapat menjadi sadar tentang apa yang harus dilakukan seseorang untuk dapat mendapatkan perasaan kepahlawanannya. Yang membuatnya tidak takut akan kematian. Di sisi lain, Remember to die, mengingat kematian, kalimat ini telah di gunakan berkali-kali dalam berbagai lukisan dan seni dalam abad 18.

Ini di gunakan untik mengingatkan kepada semua orang akan kematian,

Dan sesuatu setelah itu, mau itu afterlife, reinkarnasi atau justru ketiadaan.

Dan kata2-kata ini juga sering di gunakan oleh para stoic sebagai salah satu ritual mereka. Para stoic, orang-orang yang mendalami stoikisme, tidak percaya pada teror kematian. Mereka tahu bahwa kematian hanyalah bagian dari proses alami dan tidak perlu untik di takuti.

Mereka melakukan memento mori. Mengingat dengan jelas bahwa kita semua harus mati.

Marcus aurelius pernah berkata; " Anggaplah dirimu udah mati dan kamu telah menjalani hidup. Sekarang ambil yang tersisa dan jalani dengan benar."

Fakta bahwa adanya kematian justru membuat seseorang dapat menjalani kehidupan dengan sepenuhnya, karena buka kematian seharusnya yang di takuti oleh orang-orang melainkan tidak pernah hidup. Yang berarti tidak pernah memanfaatkan kehidupan yang di miliki sebisa mungkin.

Bagi stoic, kematian bukanlah sesuatu yang harus di cemaskan atau di takutkan, karena itu bagian dari alam. 

Epictetus pernah menulis; " Saya harus mati, jika sekarang maka saya akan mati sekarang, jika nanti maka saya akan makan siang, karena jam makan siang telah tiba dan baru saya sekarat."

Jika setiap detik di anggap sebagai jalan menuju kematian, ini akan di anggap seseorang tidak menerima begitu saja kehidupan yang di miliki.

Dengan sepenuhnya membenamkan diri, menyadari bahwa hidup ini hanyalah sementara. Dengan ini, kita bisa fokus terhadap hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.

Marcus aurelius menulis; "Cobalah lihat daftar orang-orang yang memiliki rasa marah besar terhadap sesuatu; orang yang paling terkenal, paling malang, paling di benci, paling apa saja, dan tanyakan, di mana semua itu sekarang? Asap, debu legenda atau bahkan bukan legenda dan lihatlah betapa remehnya hal-hal yang sangat kita inginkan.

Masuk akal sebenarnya untuk takut akan kematian karena kita pasti memiliki rasa fomo, fear of missing out, walaupun tidak rasional, itu justru tetap membuat impact yang besar terhadap rasa yang kita miliki.

Kalau aku mati, aku tidak akan pernah melihat ending dark one piece,

Kalau aku mati, aku tidak akan pernah melihat manusia sampai di mars, kalau aku mati, buku George R R martin tidak lagi bisa kubaca. Dan series-series adaptasi dari bukunya juga tidak akan bisa ku tonton.

Tapi, kalau terus di pikir-pikir, kamu juga tidak merasakan hal-hal keren sebelum kamu lahir?

Kamu tidak bisa melihat piramida terbentuk, kamu tidak melihat revolusi terjadi di perancis, kamu jelas tidak mendengar proklamasi kemerdekaan soekarno.

Kalau kau tidak merasakan rasa kehilangan sebelum kamu hidup, kenapa kamu merasa kehilangan setelah kamu mati?

Apakah satu pandangan yang dapat membuat tenang adalah, kita tidak tahu apakah afterlife itu ada, kita tidak tahu setelah kematian itu ada apa. Tapi sesuai dengan sifat alam, kita sebenarnya hanya kembali ke dalam ketiadaan.

Sebelum kamu lahir, kamu tidak takut akan ketiadaan ini,

Kita sudah tiada selama hampir 4 milyar tahun setelah ruang dan waktu terbentuk. Kita hanya tiba-tiba terlahir dan sadar dalam waktu ini, bagian kecil dalam skema yang sangat besar, Sering di katakan bahwa mereka yang menolak kematian telah membuat kesalahan dengan mencoba membayangkan bagaimana rasanya mati, yang mengarah pada keyakinan bahwa kematian adalah keadaan masa depan yang misterius dan menakutkan. Ini secara logis tidak mungkin karena tidak ada yang bisa di bayangkan ketika kemampuan mental seseorang telah di matikan. Orang-orang yang takut mati dalam pengertian ini menganggap mati sebagai keadaan sadar, karena mudah menbayangkan diri sendiri, dari luar, dalam kondisi itu- tetapi orang tidak akan pernah mengalaminya. Tidak masuk akal untuk takut akan kematian karena kita telah mati sebelum kita lahir. 

Kita telah merasakan ketiadaan sebelum merasakan keadaan ini, dan sudah menjadi sifat alam untuk kita kembali lagi dalam ketiadaan.

Mark Twain pernah berkata: " Saya tidak takut mati, saya telah mati selama milyaran dan milyaran tahun sebelum saya lahir, dan tidak mengalami ketidaknyamanan sedikitpun karenanya,

Sebelum kamu lahir, kamu sudah mati, selama milyaran tahun dan itu tidak membuatmu anxious. Kenapa sekarang kamu takut untuk mati?

Kamu haya akan kembali ke state di mana kamu belum kamu lahir.

Intinya adalah, buatlah dirimu menjadi bagian dari rangkaian sejarah yang terbentang dari kakek nenek kita, melalui dirimu dan di lanjutkan ke generasi selanjutnya, kita bisa menambah beberapa halaman di dalam buku, dan menurunkanya ke generasi selanjutnya untuk menulis di halamn mereka, 

Kita memberikan kontribusi kita sebaik mungkin dan tidak menghabiskan waktu untuk khawatir dan takut akan sesuatau yang sudah pasti, seperti yang orang-orang bilang, jagan menangis karena sesuatu telah berakhir, tersenyumlah karena itu pernah terjadi, sekarang lakukan apa yang harus kamu lakukan, ajak cewek itu pergi belajar bahasa baru, bangun otot, belajar skil-skill baru, bangun bisnis yang selama ini ingin kamu bangun, jangan habiskan waktu di tempat gelap dan membuat dirimu takut akan sesuatu yang sudah pasti. Pikir kematian sebagai pengingat bahwa kita tidak ada disini selamanya, dan kita haruslah menggunakan setiap momen yang kita miliki sebaik mungkin, kematian datang untuk kita semua, itu adalah hal natural dalam sebuah kehidupan, kematian mungkin akhir dari kita, tapi sebelum itu sebisa mungkin setiap moment setiap hari, kita haruslah membuat yang terbaik dalam kehidupan ini.

Ini dalah kehidupan, kehidupan yang hanya sekali.






Beberapa tempat, beberapa tahun dan 2025

















































 

Pembalasan

 

Tolong ceritakan apa yang kau rasa saat ini

Tentang kepergian, tentang menjelang hilang

Perlu banyak merenung, menangis dalam dekap yang hangat

Ketika sedihmu tak kunjung sudah dan perihmu tak lekas pulih

Kehancuran dalam genggaman

Mengoyak segala marah yang telah lama terpendam

Sekujur luka menganga 

Himpunan kebencian menanti

Seolah kau di kutuk pada satu pilihan

Sakit terus melilit menyekap tubuh

Diri hening mulut tersumpal tangan terjerat

Adalah kengerian

Kematian satu jengkal di depan

Lima langkah mundur untuk menyerah

Pintu terlaknat telah terbuka lebar

Untuk jiwa jiwa pendusta

Bersiap untuk berpesta senggama dengan neraka

Hari pembalasan di depan mata

Mata memerah wajah berdarah

Tangan tangan kejam merantai lengan

Bersiap untuk menghajar

Balas dendam tiada akhir




 




          

  Jurang, juli 2023


Selasa

Malam ku


 Ini malam ku

Malam yang di selimuti ringkih dan dingin
Malam yang hitam dan abu-abu saling berbaur

Malam ketika sepi dan kesedihan saling menghibur
Malam ketika tanah-tanah resah bertabur wangi bunga
Malam ketika batu terpaku dan kalian termangu



Bedono, April 2020

Terlupakan


 Aku selalu terasing dalam kumpulanku

Seperti bisu dalam ramai yang gegap gempita
Obrolan obrolan serius dan basa basi
Hanya ku terima dengan jawaban ya dan benar
Tak pernah benar benar memahami
Tanpa harus ku mengerti
Acuh pada omongan omongan yang pernah ku dengar
Hanya merasuk melalui telinga kanan dan keluar pada telinga kiri
Kalian tak pernah paham antara hening dan sunyi dalam hati
Perlu banyak belajar menyambut kesepian pada dini hari
Setiap kali ku nikmati hening dengan kepala pening
Di sisi kiri resah menyambut tenang perlahan
Tak ku temui banyak penolakan di dalam
Semua telah terpendam lama menjadi dendam
Sebuah tekanan dalam proses budak keterasingan
Hidup tak layak untuk di nikmati sendiri
Hanya sebatas memisah dari kerumunan suatu dongeng
Tak perlu meminta untuk berbicara lantang
Tak usah lagi berteriak untuk satu kesalahan
Aku akan tetap diam di budaki dan mati terlupakan








Ungaran, Maret 2023

Kamis

Jalan Kita


 Kita memang tidak harus bertemu ketika rindu

Kita seringkali hanya duduk diam dan termangu

Merenung dan atau merasa bingung

Katamu, rindu sangatlah berat dan tak perlu kau timbang untuk memastikan beban yang kita terima

Kita tentu tak pernah paham apa yang sedang terjadi

Katanya, kita hanya saling menerka dan bukan sedang menyembuhkan luka

Degup jantung yang gugup atau mungkin gelisah dengan hati yang resah

Tentu perasaan kita tak menentu

hanya menanti ketika dua hati di pertemukan dalam satu dekap

Tetapi, kau tak juga mengerti antara pergi atau kembali

Atau tetap menetap dan lalu saling meratap

Tak perlu datang dan bergandeng tangan, memeluk atau pergilah


Kita juga tak pernah paham tentang pertanyaan pulang dan atau kembali mengenang

Sama belajar perihal kehilangan atau ketika melangkah sendirian

Yang pergi bisa saja kembali dengan hati yang berbeda

Tentu, kepergian selalu membuat kita merasa kehilangan

Juga kedatangan untuk sebuah perubahan

Kita selalu berusaha untuk tetap berlaku biasa padahal semua telah binasa

Kita juga yakin pertemuan tak selalu membuat kita kembali bersama

Maka, pergilah dengan jalan terbaikmu

Jalan kita telah berbeda, aku ke kiri dan kau ke kanan




  Jurang, Januari, 2020



Kematian I

Pernah nggak sih berpikir? Ketika berkumpul dengan teman temanmu Ketika temanmu sedang berbicara tentang adik kelas cantik yang dia lihat le...